BERITAKars Pati

Penyuluh Agama, Penghulu Dan Pengawas Ikuti PDWK Penguatan Moderasi Beragama

Berbagi yuks..

Jepara (Moderanesia.com) – Senin 24 Oktober 2022 bertempat di AULA I Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jepara, Balai Diklat Keagamaan Semarang menyelenggarakan PDWK ( Pendidikan Di Wilayah Kerja) untuk para pejabat pengawas , Penghulu , Penyuluh Agama Islam Fungsional dan Penyuluh Agama Budha sebanyak 35 yang akan berlangsung sampai hari Sabtu tanggal 29 Oktober 2022.

Kepala Balai Diklat yang diwakili oleh Dr. Suwardi menyampaikan amanat dari kepala balai bahwa kegiatan diklat ini adalah bentuk kegiatan nasional yang melibatkan berbagai pihak termasuk oleh DPR RI, POLRI dan FKUB, Maka ikutilah diklat ini seoptimal mungkin karena Kementerian Agama RI sebagai tolok ukur Moderasi Beragama dan menjadi TUSI kita bersama.

“Sebagai ASN kementerian Agama kita menerima tugas dan fungsi ini secara kaffah walaupun embrionya telah dimulai sejak masa Rasulullah SAW. Sebagai prisoner kita harus kompak menjadikan moderasi beragama ini digerakkan oleh seluruh ASN. Sebagai landasannya kuatkan toleransi beragama untuk mewujudkan “Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur” Hal ini karena sikap ASN terhadap moderasi ini masih berbagai tipe ada yang menerima secara total dan ada yang setengah setengah”, harapnya.

Ka Subbag TU Kankemenag kab. Jepara, Akhsan Muhyidin memaparkan bahwa Indonesia ini dibangun dengan komitmen kebangsaan dari berbagai Suku , Agama dan Ras yang berbeda menjadi bangsa Indonesia sejak tanggal 17 Agustus 1945. Banyak tantangan yang dihadapi bangsa ini sebagai bangsa yang multikultural, dengan geografis kepulauan yaitu integrasi bangsa ini harus dikuatkan.

Melalui moderasi beragama sebagai program prioritas yang diteguhkan oleh Gus Menteri kita , maka setiap ASN di Kementerian Agama harus berkomitmen untuk menjunjung tinggi dan menjaga toleransi, Kedua ASN Kementerian Agama harus mampu memberikan solusi terhadap perbedaan di tengah masyarakat.

“Moderasi beragama harus difahami secara benar. Makna moderat bukan berarti kita tidak serius dalam beragama. Tetapi moderat adalah bagaimana cara pandang kita dalam kehidupan beragama yang menjunjung tinggi nilai nilai kemanusiaan. Semoga diklat ini bisa diikuti seoptimal mungkin”, pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *