oleh : Azizah Herawati (PAIF Kab Magelang)
Setiap muslim tentu menginginkan dirinya menjadi pribadi yang terus berproses menjadi baik, berkepribadian utama serta senantiasa menggembirakan orang lain. Seperti apakah pribadi utama yang dimaksud? Dalam sebuah hadis shahih riwayat Imam Bukhari disebutkan sebagai berikut:
عَنْ أَبِى مُوْسَى رضي الله عنه قَالَ : قَالُوْا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْإِسْلَامِ أَفْضَلُ ؟ قَالَ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ (رواه البخارى)
“Dari Abu Musa RA, dia berkata, para sahabat bertanya “Wahai Rasulullah, Islam manakah yang paling utama? ” Rasulullah menjawab, “Siapa yang kaum muslimin selamat dari lisan dan tangannya.” (HR Bukhari)
Maksud dari hadis ini adalah bahwa muslim yang paling utama yakni seorang muslim yang tidak merugikan orang lain, baik melalui lisan atau tindakannya. Muslim yang dalam kehidupannya sehari-hari tidak pernah merugikan orang lain, tidak mengganggu ketenangan orang lain, tidak membuat kecewa orang lain, bahkan sebaliknya justru bermanfaat bagi orang lain, sebagaimana sabda Nabi SAW:
خَيْرُ النَّاسِ اَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ (رواه الطبرانى)
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberi manfaat kepada sesamanya.”
Tidak cukup sampai di situ, bahkan lebih utama lagi, dia mampu menciptakan kebahagiaan bagi orang lain, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
عَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِىَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُمَا قَالَ : إِنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ إِنَّ اَحَبَّ الْاَعْمَالِ اِلَى اللهِ بَعْدَ الْفَرَائِضِ إِدْخَالُ السُّرُوْرِ عَلَى الْمُسْلِمِ. (رواه الطبراني)
“Dari Ibnu Abbas RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya amal yang paling disukai Allah setelah melaksanakan berbagai hal yang wajib adalah menggembirakan muslim yang lain. (HR. Thabrani)
Membuat orang lain bergembira bisa dilakukan dengan cara mau mendengarkan secara seksama pembicaraan orang lain, berbicara dengan perkataan yang menyenangkan, senantiasa bersikap rendah hati, tidak merasa menjadi diri yang paling mulia, menghormati hak-hak orang lain dan sebagainya. Ada beberapa keuntungan bagi orang yang bisa membuat orang lain bergembira, di antaranya:
Pertama, haram disentuh api neraka, sebagaimana hadis Nabi Riwayat Imam Tirmidzi dari Ibnu Mas’ud RA :
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم : أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِمَنْ تَحْرُمُ عَلَيْهِ النَّارُ؟, قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ, قَالَ: ” كُلُّ هَيِّنٍ لَيِّنٍ قَرِيبٍ سَهْلٍ”
“Telah bersabda Rasulullah SAW: “Maukah kamu aku tunjukkan orang yang diharamkan neraka baginya?” Para sahabat menjawab: “Tentu saja wahai Rasulullah!.” Beliau sallallahu alaihi wasallam menjawab: “(Haram tersentuh api neraka orang yang) hayyin, layyin, qarib, sahl.” “(HR. At-Tirmidzi)
Hadis ini menjelaskan bahwa golongan pertama yang haram disentuh api neraka adalah hayyin. Yaitu orang yang tidak suka memaki, tidak mudah melaknat, tidak mudah marah, tidak grasa-grusu, dan berwibawa.
Golongan kedua adalah layyin. Yaitu orang yang selalu menginginkan kebaikan antar sesama umat manusia. Dia selalu lemah lembut dan santun baik dalam berbuat maupun dalam bertutur kata, tidak suka memaksakan pendapatnya.
Sedangkan golongan ketiga adalah qarib. Yaitu orang yang akrab, ramah dan mudah diajak bicara, senantiasa menebar senyum jika bertemu dengan orang lain. Sisi baik lainnya adalah ia tidak lupa selalu memberi salam, sangat mudah diajak berteman, dan suka menyambung tali silaturahim.
Golongan terakhir adalah sahl. Yaitu orang yang tidak suka mempersulit sesuatu, suka menolong, dan selalu punya solusi di setiap permasalahan yang dihadapi. Dia selalu memudahkan urusan setiap muslim dengan cara yang benar dan tepat.
Kedua, keuntungan bagi orang yang bisa membuat gembira orang lain ialah Allah akan menghilangkan kesulitannya pada hari kiamat, meringankan segala urusannya di dunia dan akhirat serta senantiasa mendapatkan pertolongan dari Allah SwT. Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قال, قال رسول الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ اْلقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعَسِّرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِيْ الدُّنْيَا وَالآَخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمَاً سَتَرَهُ اللهُ فِيْ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَاللهُ فِيْ عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ… (رواه مسلم)
“Dari Abu Hurairah RA dia berkata: Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang menghilangkan satu kesulitan seorang mukmin yang lain dari kesulitannya di dunia, niscaya Allah akan menghilangkan darinya satu kesulitan pada hari kiamat. Barangsiapa yang meringankan orang yang kesusahan, niscaya Allah akan meringankan baginya (urusannya) di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba tersebut mau menolong saudaranya…” (HR. Muslim).
Itulah beberapa keuntungan bagi orang mampu menggembirakan dan membuat orang lain bahagia. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan bimbingan dan ridha-Nya kepada kita semua. Amin ya rabbal’alamin.
Akhirnya marilah kita renungkan firman Allah SWT dalam Al Qur’an surat Al Infitar (82) ayat 19:
يَوۡمَ لَا تَمۡلِكُ نَفۡسٌ لِّنَفۡسٍ شَيْئًاۖ وَٱلۡأَمۡرُ يَوۡمَئِذٍ لِّلَّهِ
“(Yaitu) hari (ketika) seseorang tidak berdaya sedikitpun untuk menolong orang lain. Dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah.”
(Al Infitar(82): 19)
Marilah kita memohon kepada Allah SWT supaya dimudahkan untuk menjadi menjadi pribadi yang menggembirakan. Yaitu pribadi hayyin, layyin, qarib, dan sahl. Sehingga di manapaun kita berpijak, selalu membawa pesan damai dan menggembirakan.