Rakor Pokjaluh Kedu: Teguhkan Penyuluh Agama Sebagai Soft Power Kemenag
Purworejo ( Moderanesia.com) – Pokjaluh (Kelompok Kerja Penyuluh Agama Islam) se Eks Karisidenan Kedu adakan rapat koordinasi dan pembinaan di Rumah Makan Satu-Satu Berjan Purworejo (14/9). Kegiatan rutin triwulan ini merupakan upaya untuk memperat ukhuwah dan media tukar informasi diantara Penyuluh Agama se eks Karisidenan Kedu yang terdiri dari Kota Magelang, Kab. Magelang, Kab. Purworejo, Kab. Kebumen, Kab. Temanggung dan Kab. Wonosobo.
Acara diawali dengan Tilawatil Qur’an, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Penyuluh. Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purworejo Aziz Muslim menyampaikan tentang peran Penyuluh sebagai Soft Power Kementerian Agama.
“Penyuluh Agama harus bisa cipta kondusifitas di tahun politik menjelang Pemilu di tahun 2024. Berorientasi Keumatan yaitu bisa hadir ditengah-tengah masyarakat, membersamai umat dalam beragama yang moderat dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia”, jelasnya.
Penyuluh Agama hendaknya juga memiliki digital mindset yaitu mengikuti perkembangan teknologi dalam pelaksanaan bimbingan penyuluhan kepada masyarakat. Penyuluh harus memanfaatkan media social untuk menyampaikan program-program Kementerian Agama seperti moderasi beragama, sertifikasi produk halal maupun layanan keagamaan lainnya.
Hadir dalam kesempatan itu, Kepala Bidang Penaiszawa Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah Imam Buchori menyampaikan tugas fungsi Penyuluh Agama Islam.
“Penyuluh agama di bawah Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) memiliki empat fungsi atau tugas utama yakni edukatif, informatif, konsultatif, dan perlindungan terhadap masyarakat”, paparnya.
Imam Buchori menambahkan untuk menjadi Penyuluh Agama yang professional harus didukung dengan kompetensi dan juga tertib administrasi. Tidak lupa pula perlu organisasi yang bisa menjadi wadah peningkatan kompetensi, integritas, tempat diskusi menyelesaikan berbagai persoalan, merajut ukhuwah, tempat update ilmu dan tentu menjadi rumah dan tempat bernaung para Penyuluh Agama.
Selanjutnya Rapat koordinasi dilanjutkan dengan cerita pengalaman PAI Award Nasional oleh Rosyid Muhammadi PAIF Wonosobo yang berbagi pengalaman bagaimana perjalanan menjadi PAI Award Tingkat Prov. Jawa Tengah sampai menjadi nominee PAI Award Nasional dengan mengangkat tema Metode Penyuluhan Baru metode Pembelajaran Al-Qur’an di Akademi Waqtar.
Acara yang berlangsung penuh keakraban dan kebersamaan juga dihadiri para Kasi Bimas Islam se-eks Karisidenan Kedu dan juga Penyuluh Agama P3K se Kab. Purworejo ditutup dengan sesi foto bersama.