Penyuluh Agama KUA Wadaslintang Sampaikan Materi Pendewasaan Usia Nikah dan Bahaya Pornografi di SMA 1 Wadaslintang
Kars Kedu (Moderanesia.com) – Dalam rangka Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMA Negeri 1 Wadaslintang, dua Penyuluh Agama Islam dari Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Wadaslintang, yakni Ulinuha dan Wakhid Setiyawan, hadir memberikan edukasi penting kepada 206 siswa baru. Materi yang disampaikan berfokus pada Pendewasaan Usia Nikah dan Bahaya Pornografi di era digital.
Kegiatan ini berlangsung pada Rabu, 16 Juli 2025 dan menjadi bagian dari upaya KUA Wadaslintang dalam mendukung program Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS) serta membentengi generasi muda dari ancaman gaya hidup bebas dan dampak negatif kemajuan teknologi.
Dalam penyampaian materinya, Ulinuha menekankan pentingnya pergaulan sehat bagi remaja sebelum memasuki jenjang pernikahan. Ia juga mengajak siswa untuk menunda usia nikah demi masa depan yang lebih baik dan menghindari risiko pernikahan anak. “Nikah bukan hanya soal cinta, tapi juga tanggung jawab jangka panjang,” ujarnya dengan tegas.
Sementara itu, Wakhid Setiyawan menyampaikan materi bertajuk “Bahaya Pornografi di Era Digital”. Ia menjelaskan secara rinci bagaimana pornografi dapat merusak otak, terutama bagian Prefrontal Cortex (PFC) yang berperan dalam pengendalian diri dan pengambilan keputusan. “Pornografi adalah narkoba visual. Sekali terpapar, bisa menimbulkan kecanduan yang sulit dihentikan,” ungkapnya.
Kegiatan berlangsung interaktif, penuh antusiasme, dan diselingi ice breaking edukatif yang menyentuh hati serta membangun kesadaran siswa sejak dini akan pentingnya menjaga diri dan menyiapkan masa depan dengan bijak.
Joko Supriyono Waka Kesiswaan SMA 1 Wadaslintang selaku penanggung jawab kegiatan mengapresiasi kehadiran para penyuluh dan berharap kolaborasi serupa dapat terus dilanjutkan untuk memberikan pendidikan karakter yang kuat bagi para pelajar.
“Edukasi semacam ini sangat penting untuk membekali siswa menghadapi tantangan zaman. Semoga menjadi langkah awal membentuk generasi yang tangguh dan berakhlak mulia,” ujar salah satu guru pendamping.