Diskusi Moderasi Beragama di Desa Tempur: Membangun Kerukunan Antarumat Beragama
Kars Pati (Moderanesia.com) – Pada Sabtu malam, 20 Juni 2025, sebuah diskusi moderasi beragama yang penuh makna digelar di Desa Tempur, Kabupaten Jepara. Acara ini dihadiri oleh berbagai penyuluh agama lintas agama, yang melibatkan agama Islam, Kristen, Buddha, Hindu, dan Katolik. Tujuan utama dari acara ini adalah untuk membangun pemahaman bersama tentang nilai-nilai moderasi beragama, dengan harapan memperkuat kerukunan antarumat beragama, mencegah radikalisme, dan mendorong kolaborasi dalam menyebarkan pesan toleransi, kedamaian, dan keharmonisan sosial.
Acara ini menghadirkan tiga pemateri yang berkompeten dalam bidangnya, yaitu Zainuri Toha, Ketua Forum Koordinasi Penanggulangan Teroris (FKPT) Kabupaten Jepara, Akhsan Muhyiddin, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Jepara, dan Samsul Arifin, Kasi Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam). Ketiganya memberikan pemaparan yang sangat relevan mengenai pentingnya moderasi beragama, peran penyuluh agama dalam menjaga kerukunan umat, serta cara mencegah penyebaran paham radikal yang dapat merusak keharmonisan sosial di tengah masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut, Akhsan Muhyiddin, Kepala Kemenag Jepara, menyampaikan pesan penting kepada para peserta diskusi. Ia menekankan pentingnya untuk menyaring setiap informasi sebelum membagikannya, guna menjaga kerukunan antarumat beragama dan menghindari konflik yang dapat timbul akibat informasi yang tidak diverifikasi atau mengandung konten provokatif. Menurut Akhsan, “Informasi yang tidak diverifikasi atau mengandung konten provokatif dapat memicu kesalahpahaman, kebencian, atau bahkan permusuhan berdasarkan sentimen agama. Dengan menyaring informasi, kita membantu mencegah penyebaran hoaks, ujaran kebencian, atau tafsiran yang ekstrem yang dapat merusak harmoni sosial.”
Acara ini merupakan bagian dari serangkaian kegiatan kemah moderasi beragama yang telah dimulai pada hari Jumat, 20 Juni 2025, dan berlangsung hingga Sabtu, 21 Juni 2025. Diskusi ini diharapkan dapat memperkuat hubungan antarumat beragama di Kabupaten Jepara, serta membentuk masyarakat yang lebih peka dan bijaksana dalam menyebarkan informasi, guna menciptakan perdamaian yang langgeng.