IndonesiaKHUTBAH

Meneladan Rasul untuk Membangun Indonesia Maju

Berbagi yuks..

Oleh : Moch Taufiqurrohman (PAIF Kab. Kendal)

Khutbah I

اَلْحَمْدُ لِلّهِ اَلذِي بَعَثَ رَسُـوْلَهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِتَتْمـِيْمِ مَكَارِمَ اْلأَخْـلاَقِ. اَشْـهَدُ اَنْ لآ اِلهَ اِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَشَـرِيْكَ لَهُ اَلْمَلِكُ الْخَلاَّقُ, وَاَشْـهَدُ اَنَّ سَـيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُـوْلُهُ شَـهَادَةً تُنْجِى قَائِلَهَا مِنْ عَذَابِ يَوْمِ التَّلاَقِ. اَللَّهُمَّ صَـلِّ وَسَـلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْعَرَبِ وَالْعَجَمِ عَلَى اْلإِطْلاَقِ, وَعَلَى آلِهِ وَصَـحْبِهِ وَمَنْ آمَنَ بِهِ وَاَحَـبَّهُ وَاشْـتَاقْ ,أَمَّا بَعْدُ: أُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَهُوَ رَبُّ الْفَلَقِ إِلَى يَوْمِ التَّلاَقِ. قَالَ اللَّهُ تَعَالَى إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

Hadirin Jama’ah Jumat Rahimakumullah…

Sebagai wujud rasa syukur kita kepada Allah SWT, marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan sebenar-benar keimanan dan sebaik-baik ketakwaan. Minimal dengan jalan imtitsalu awamirillah wajtinabu nawahi, yaitu menjalankan apapun yang diperintahkan oleh Allah SWT dan berupaya dengan sungguh-sungguh untuk menjauhi apapun yang dilarang-Nya sehingga kita termasuk orang-orang yang beruntung, baik di dunia maupun di akhirat.

Saat ini kita tengah berada di bulan Rabiul Awal atau yang lebih dikenal dengan bulan Maulid.  Bulan ini merupakan bulan mulia karena di bulan inilah Rasulullah Muhammad SAW, nabi akhir zaman dilahirkan di dunia ini. Sudah selayaknya kita lebih banyak bersyukur kepada Allah SWT karena telah mengutus seorang nabi dan rasul yang menjadi suri teladan yang mulia bagi kita semua.

Nabi diutus ke muka bumi ini tak lain adalah sebagai rahmat bagi seluruh alam. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT  dalam Surah Al-Anbiya’ ayat 107:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”

Diutusnya Rasulullah Muhammad SAW ke muka bumi ini menjadi sumber kebahagiaan dan kebaikan bagi kehidupan manusia, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Siapa yang menerima ajaran kasih sayang yang dibawa Nabi dan mensyukurinya, maka ia akan bahagia hidupnya.

Kasih sayang yang ditebarkan Rasulullah Muhammad SAW bukanlah hanya ucapan semata, akan tetapi dalam hidup keseharian beliau praktikkan dan implementasikan dengan nyata. Kasih sayang ini bentuknya universal kepada seluruh makhluk ciptaan Allah. Bahkan kepada orang musyrik pun Nabi SAW berlaku santun dan mengasihi.

Hadirin Jama’ah Jumat Rahimakumullah…

Kita tentu ingat bagaimana dahulu Nabi SAW setiap pagi menyuapi makanan seorang pengemis tua yang buta. Pengemis itu duduk di salah satu sudut pasar Kota Madinah. Badannya yang ringkih terbungkus kain lusuh nan usang menunggu belas kasih orang-orang yang lewat.

Dia biasa menghafal langkah kaki untuk mengenali orang yang datang. Kebetulan tak ada penduduk Madinah yang mau mendekatinya kecuali satu orang, yaitu Nabi Muhammad SAW. Tak hanya datang, Rasulullah juga menyuapkan makanan kepada si pengemis setiap hari. Namun sang pengemis yang saat itu belum masuk Islam tak tahu bahwa orang yang biasa datang dan menyuapinya adalah Nabi Muhammad SAW.

Sang pengemis gembira begitu mendengar suara langkah kaki Rasul datang mendekat. Sudah menjadi kebiasaan setip hari, Rasulullah akan menghaluskan makanan terlebih dahulu sebelum disuapkan sehingga si pengemis tak kesulitan mengunyahnya.

Rupanya si pengemis yang saat itu belum masuk Islam begitu membenci Nabi Muhammad. Hampir kepada semua orang yang dia temui selalu diajak untuk membenci beliau. Kata-kata itu juga dia ucapkan kepada Nabi Muhammad, satu-satunya orang yang mau menyuapinya makanan. Dia mengatakan untuk jangan sekali-kali mendekati Muhammad sebab Muhammad itu orang gila, pembohong dan tukang sihir. Dia mengatakan bahwa Muhammad sangat  pandai mempengaruhi orang lain dengan kata-katanya.

Setiap kali Rasul datang si pengemis selalu mencaci beliau. Rasul tak marah apalagi dendam kepada si pengemis. Setiap pagi Rasul selalu datang dan menyuapi pengemis tersebut. Beliau baru akan pergi setelah memastikan pengemis tersebut kenyang.

Hingga suatu hari sang pengemis merasa heran karena yang menyuapinya orang lain. Suara langkah kaki, cara menyuapkan makanan serta nada bicaranya berbeda dengan yang biasanya.

Saat itu bukan lagi Nabi Muhammad SAW yang menyuapkan makanan kepada si pengemis. Rasulullah telah wafat. Abu Bakar As-Siddiq yang kemudian menjadi khalifah mendatangi si pengemis dan menyuapinya makanan.

Namun baru pada suapan pertama, si pengemis marah kepada Abu Bakar. Pengemis itu merasa bahwa orang yang menyuapinya baisanya menghaluskan makanannya baru setelah itu menyuapkan ke mulutnya.

Abu Bakar As-Siddiq tak kuasa menahan tangis teringat Rasulullah yang belum lama mangkat. Beliau mengatakan bahwa orang mulia yang biasa datang dan menyuapi pengemis itu adalah Rasulullah Muahmmad SAW yang baru saja wafat.

Betapa terkejutnya si pengemis itu begitu tahu bahwa pria baik hati yang biasa datang dan menyuapinya adalah Nabi Muhammad SAW, orang yang selama ini dia benci. Dia pun menangis, menyesal karena setiap Rasulullah datang dia selalu mencaci, menghina dan memfitnah beliau.

Sejak itu, di hadapan Abu Bakar, si pengemis mengucapkan dua kalimat syahadat, menyatakan diri masuk Islam setelah mengetahui bagaimana perilaku Rasul.

Hadirin Jama’ah Jum’at Rahimakumullah…

Demikianlah salah satu perilaku Rasulullah SAW. Beliau tidak pernah marah kepada orang yang membencinya. Hal ini karena salah satu tugas utama beliau adalah sebagai penyempurna akhlak sebagaimana sabdanya:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ

Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.” (HR Al-Baihaqi dari Abu Hurairah r.a).

Rasulullah selaku teladan umat mampu memimpin dan menjadikan umat untuk mengubah orientasi kepentingan diri sendiri menjadi kepentingan bersama. Teladan yang ditunjukkan Rasulullah tersebut menjadi ikon transformasional yang berkaitan dengan perkembangan peradaban dewasa ini yang menuntut kerja keras, inovasi dan kreativitas untuk kemajuan dan keunggulan bangsa.

Tokoh sentral seperti Nabi Muhammad dapat dipandang sebagai ikon panutan dalam memimpin umat yang percaya diri di tengah-tengah tantangan. Rasulullah  merupakan tokoh perubahan yang luar biasa dan mampu mengubah masyarakat di zamannya menjadi masyarakat yang memiliki semangat juang yang tinggi.

Perubahan yang dilakukan Nabi Muhammad merupakan perubahan yang menyentuh sisi kemanusiaan.  Rasulullah menanamkan perubahan akidah, cara berpikir, dan perilaku masyarakat.

Semangat perubahan seperti yang dilakukan Rasulullah itulah yang harus kita contoh dan teladani dalam rangka membangun Indonesia maju.

Indonesia bisa maju bergantung pada sumber daya manusianya. Maka kita harus menjadikan pembangunan sumber daya manusia sebagai prioritas pada waktu yang akan datang. Meneladani Rasulu menuju Indonesia maju adalah sebuah keniscayaan. Kita patut mencontoh perilaku Rasul dalam melakukan perubahan-perubahan, baik  perubahan pada manusianya, akidah, cara berpikir dan perilakunya. Semangat perubahan seperti Rasul itu yang ingin kita contoh dan teladani dalam rangka membangun Indonesia yang lebih baik.

Perubahan yang dilakukan Rasulullah kepada bangsa Arab juga sangat cepat, yakni dalam waktu kurang 23 tahun. Tidak hanya cepat, perubahan itu memberi dampak berkelanjutan bagi umat Islam hingga saat ini. Pendekatan yang dilakukan Rasulullah dilakukan dengan hati dan ditunjukkan dengan perilaku yang baik. Yang dicapai oleh Rasul karena memang beliau melakukan perubahan secara terus-menerus dengan perbaikan ke arah yang lebih baik secara berkelanjutan.

Karena itu, masyarakat Indonesia harus meneladani cara Rasulullah dalam memajukan Indonesia. Yang ingin kita bangun adalah manusia yang sehat, cerdas, produktif, mempunyai daya saing dan berakhlakul karimah.

Mudah-mudahan semangat meneladani Rasulullah SAW akan memberikan inspirasi dan menjadikan dorongan semangat dalam rangka kita membangun Indonesia masa depan dengan izin Allah.

وَاللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى يَقُوْلُ وَبِقَوْلِهِ يَهْتَدِى اْلُمهْتَدُوْنَ. اَعُوْذُبِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، لَقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٌ۬ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأَخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرً۬ا. وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْوَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرٌ الرَّاحِمِيْنَ.

KHUTBAH II

اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.  أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبرَ






Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *