BERITAKars Semarang

Penyuluh Agama Semarang Partisipasi Festival Toleransi

Berbagi yuks..

Semarang (Moderanesia.com) – Festival  Toleransi dan Pagelaran Seni Budaya Keagamaan  oleh badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia dan lagu Bagimu Negeri di lanjutkan dengan doa dengan hening dan penuh hidmat di Klenteng Sam Po Kong Semarang (18/11).

Hadir pada acara tersebut Menteri agama RI Gus Yakut Cholil Qoumas, Pejabat Eselon I, Dirjen Haji, Dirjen Bimas Budha, Staf Khusus, Kakanwil Jawa Tengah, Rektor UIN Kalijaga, UIN Walisanga Semarang dan Rektor UIN Abdurrahman Wahid Pekalongan, ketua FKUB Prov. Jateng Kepala Kantor kemenag Kab/Kota se Jateng dan tokoh agama.

Dalam acara festifval di tampilkan berbagai tari-tarian Nusantara sebagai simbol-simbol kebudayaan yang nantinya di harapkan sebagai wahana dan intrumen untuk menyampaikan pesan moderasi beragama kata Suyitno sebagai kepala Badan Litbang dan diklat Kementerian agama.

Lanjutnya  kegiatan pengarusutamaan moderasi beragama yang dilakukan oleh Kemenag atas arahan Menteri Agama telah di lakukan dengan berbagai media, segmen sekaligus juga dengan tema-tema yang beragam, di Balitbang ada varian-varian kegiatan yang semuanya bermuara pada pengarusutamaan moderasi beragama dari mulai yang berbasis pada diklat, TOT, Seminar. Dan hari ini kita melakukan pengarusutamaan moderasi beragama dengan pendekatan berbasis seni budaya Kenapa ini penting karena salah satu indikator moderasi beragama adalah ramah terhadap budaya lokal, seni dan  budaya. 

Gusmen dalam arahannya menyampaikan bahwa pilihan mnyelenggaran festifal moderasi beragama  di klenteng Sam Po Kong adalah pilihan yang sudah sangat tepat. Karena Klenteng Sam Po Kong  adalah simbol yang paling kuat dari multi kulturalism dari pencampuran baik itu budaya, agama, etnik dan banyak hal yang lainnya. Percampuran yang tidak memaksakan satu sama yang lainnya tapi saling memahami antara satu yang lainnya. 

Lanjutnya bahwa ritual yang dilakukan di sampokong  muncul sinojavanis muslim culture yang menjadi simbolisasi dari bagaimana di dalam satu tempat ini terjadi pencampuran dari latar belakang yang berbeda-beda dan sebagai simbol prularitas yang harmoni saling memahami dan menghargai.

Gus menteri mengingatkan bahwa pluralitas memiliki dua sisi yang bertolak belakang, seperti dua sisi mata uang, pluralitas bisa menjadi energi untuk mencapai tujuan besar kita. Akan tetapi pluralitas jiga bisa menjadi alat pemecah belah diantara kita

bahwa Kementerian Agama menggagas moderasi beragama dimasudkan untuk  menjadikan pluralitas sebagai alat untuk mencapai target besar bersama untuk tetap menjaga bangsa dan negara.

Acara festival  budaya di isi juga para seniman-seniman dengan mengusung tema Bhineka Tunggal Ika   dan moderasi beragama di antaranya Cak Kartolo, KH. D. Zawawi Imron dan Leak semarang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *