BERITAKars Semarang

Penyuluh Candisari Jadi Pionir Dalam Sosialisasi Kampung Moderasi Beragama di Vihara Tanah Putih Jomblang Semarang

Berbagi yuks..

Kars. Semarang (Moderanesia.com) – Dalam upaya melaksanakan program prioritas Kementerian Agama, para penyuluh agama Islam Kecamatan Candisari bahu membahu menyukseskan kegiatan Sosialisasi Kampung Moderasi Beragama atau KMB selama dua hari yaitu Rabu dan Kamis atau 5 – 6 Juli 2023.

Kegiatan yang dilaksanakan tersebut bertempat di Vihara Tanah Putih Jl. dr. Wahidin Semarang.

“Vihara Tanah Putih ini kami jadikan sebagai posko KMB sekaligus tempat penyelenggaraan sosialisasi selama dua hari dikarenakan memang kami sudah terbiasa berkawan dengan unsur lintas agama, sehingga vihara ini dengan terbuka bisa digunakan sewaktu-waktu,” kata Syarif Hidayatullah selaku Sekretaris Tim Pokja KMB Candisari pada Kamis (6/7/2023).

Penunjukan vihara ini tak lepas dari ditetapkannya Kelurahan Jomblang sebagai Kampung Moderasi Beragama.

“Vihara ini bersanding dengan sejumlah Masjid dan Gereja di Kelurahan Jomblang, sehingga layak kita jadikan lokasi posko”, imbuh Syarif.

Menurut informasi di berbahai media memang vihara ini sudah sering digunakan untuk kegiatan lintas agama.

“Di Vihara ini sering digunakan untuk kegiatan lintas agama, misalnya saat Ramadhan untuk buka puasa bersama, untuk kumpul-kumpul mahasiswa lindas agama dan masih banyak lagi”, tutur Banthe Chattamano Mahatera selaku pemangku vihara.

Dalam kegiatan ini juga menunjuk tokoh agama Buddha dan Kristen sebadai narasumber guna mendampingi Bapak Kepala Kemenag Kota Semarang beserta Kasi Bimas Islam serta Penyuluh Agama Islam Fungsional selaku moderator.

“Agar semakin tetap memelihara Keberagaman, narasumbenya pun tidak semuanya dari muslim, tetapi ada dari Buddha seperti Banthee Chattamano dan Romo Warto serta dari Kristen seperti pendeta Djoko Sukono dan pendeta Eko Wahyu Suryaningsih guna mendampingi Bapak Ahmad Farid selaku Kepala Kemenag dan Sumari selaku Kasi Bimas Islam,” terang Khoirudin Zuhri selaku Kepala KUA Candisari sekaligus Ketua Tim Pokja KMB.

“Selama dua hari diskusi ini dimoderatori oleh pak Syarif agar lebih gayeng karena beliau ini yang memetani sejak awal beberapa elemen masyarakat di Jomblang”, lanjutnya.

Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini dihadiri oleh 60 peserta yang terdiri dari ketua LPMK se Candisari, Ketua RW se Jomblang dan sebagian Ketua RT se Jomblang.

“Alhamdulillah selama dua hari, peserta sejumlah 60 orang cukup antusias mengikuti acara ini. Mereka adalah para ketua LPMK Candisari dan para tokoh masyarakat yaitu pak RW dan pak RT se Kelurahan Jomblang”, sebut Khoiruddin.

“Namun tidak bisa semua ketua RT dapat diundang, mengingat betapa padatnya Jomblang yang memiliki 15 RW dan 120 RT,” kata Khoirudin sambil memohon maaf.

Khoirudin juga mengapresiasi bahwa kegiatan ini hasil kerja dari para penyuluh agama.

“Terimakasih Kepada para penyuluh agama yang bahu membahu menjalankan kegiatan ini selama dua hari dengan penuh keikhlasan”, salutnya.

“Terimakasih kepada Pak Tarnoto, Pak Arifin ibu Endang, ibu Unik, Ibu Nur Sa’adah, Pak Iliyyin, Pak Asrori, Pak Sarmadi serta Pak Syarif yang telah bekerjasama kompak sehingga bisa terwujudnya kegiatan ini.

Syarif Hidayatullah yang juga selaku Penyuluh Agama Islam Candisari telah mekakukan survey di lapangan sejak Maret 2023, sehingga dapat memilih bahwa Kelurahan Jomblang lah yang patut dijadikan KMB di wilayah tugasnya.

“Penunjukan Jomblang mewakili Kota Semarang pada tahun 2023 ini sebagai Kampung Moderasi Beragama ini bukannya tanpa alasan, namun setidaknya telah mengantongi empat kriteria yaitu pertama, memilki tiga model rumah ibadat berupa 15 masjid, tiga gereja dan satu vihara,” ungkapnya.

Yang kedua, bahwa Jomblang ini pernah mewakili Candisari maju dalam lomba Kampung Pancasila pada tahun 2023 yang lalu; ketiga bahwa di Jomblang ini yaitu di dukuh Gunungsari RW IX bermukim warga jemaat Ahmadiyah sebanyak 25 KK yang berdampingan dengan warga NU dan Muhammadiyah guyub hidup rukun tanpa gesekan selama tiga dekade, ” tambahnya.

Sedangkan yang keempat, di Jomblang ini yaitu di RW VIII hidup seorang pegiat sosial yang sebenarnya seorang pendeta yaitu Agus Sutikno atau sering disebut Agus Tatto yang mendarmabaktikan hidup untuk menebar cinta kasih dan kemanusiaan menampung di rumahnya ratusan anak terlantar, anak jalanan, PSK, pengidap HIV/AIDS, kaum transgender dan kelompok rentan diskrimasi lainnya tanpa membedakan agama dan tidak pernah mengajak sama sekali untuk berpindah agama, padahalnya semuanya muslim,” beber Syarif.

Untuk selanjutnya, kampung lainnya yang ditunjuk sebagai KMB adalah Bendungan yang terletak di Kecamatan Gajahmungkur.

“Dikarenakan yang harus ditunjuk di Kota Semarang harus ada dua kampung, maka selain Jomblang, juga Kelurahan Bendungan yang akan mengadahan sosialisasi ini pada minggu depan di Pura Girinatha”, sebut Syarif.

“Semoga di kedua kelurahan ini semuanya dapat berjalan lancar dan siap di launching pada akhir bulan ini”, pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *