PENYULUH AGAMA SOLUSI DAN PENGGERAK MODERASI
(Moderanesia.com / Wonogiri) – 100 orang penyuluh Agama yang terdiri dari 25 PAIF dan 75 PAI Non PNS mengikuti kegiatan Penguatan Moderasi Beragama di Rumah Makan Alami Sayang Ngadirejo Wonogiri, (27/06).
H. Mursyidi, MSI selaku ketua panitia menyampaikan tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan kapasitas penyuluh sebagai pelopor moderasi beragama.
Acara dibuka langsung oleh Kakankemenag Wonogiri, H Anif Solihin, MSI., Kakankemenag Wonogiri menyampaikan bahwa kerukunan merupakan syarat mutlak yang harus ada apabila negara kita akan membangun. Indonesia yang penuh dengan keragaman etnis, suku budaya dan agama menjadi negara yang sangat rentan mengalami perpecahan.
“Moderasi beragama menjadi pilar penting dalam mewujudkan bhineka tunggal ika. Hal dimoderatkan adalah pengamalan agamanya bukan agamanya ambil yang sama dan abaikan perbedaan”, lanjutnya.
Hadir sebagai nara sumber Abdul Halim serta Abraham Zakky Zulhazmi dari UIN Raden Mas Sahid. Menurut Abdul Halim, penyuluh agama merupakan tangan panjang dari Kementerian Agama. Oleh karena itu, penyuluh harus memiliki wawasan kebangsaan dan komitmen terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Penyuluh harus memahami argumentasi teologis moderasi beragama dan konteks kehidupan beragama serta memiliki sikap inklusif, demokratis, egaliter, moderat, humanis, berani dan anti kekerasan”. Paparnya
Selanjutnya Zaky Zulhazmi menyampaikan moderasi beragama bisa diwujudkan oleh seluruh umat beragama khususnya umat Islam jika, dalam diri masing-masing memiliki rasa kemanusiaan, saling menghargai kesetaraan, bersikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan, taat pada konstitusi, memiliki komitmen kebangsaan yang kuat, toleran, anti kekerasan dan menghormati tradisi.
Untuk itu Penyuluh Agama harus menjadi bagian dari solusi yang dibutuhkan oleh umat disaat terjadi kondisi yang berpotensi memicu perpecahan.