Melalui Pendekatan Moderasi Beragama, Penyuluh Agama Bareng Aktivis Muslim Redam Potensi Konflik Akibat Ujaran Kebencian di Medsos
Kars Semarang ( Moderanesia.Com ) – Media sosial merupakan sarana berkomunikasi yang sangat efektif yang dapat menjangkau manapun dan di belahan bumi manapun. Tetapi akan berimplikasi buruk jika digunakan dengan tidak bijak. Salah satunya jika dipakai untuk menyebar ujaran kebencian, apalagi bernuansa SARA yang tentunya akan cepat memicu munculnya kekerasan, bahkan bisa pula konflik horizontal, kata Syarif Hidayatullah, selaku penyuluh agama di Kemenag Kota Semarang saat memberi nasehat kepada oknum pemilik akun Andy Derris di Polsek Gajamungkur pada Rabu malam (1/11/2023).
Sebagaimana laporan dari aktivis muslim yang bergabung dalam ormas Jamaah Anshorus Syariah kepada Syarif bahwa terdapat akun medsos Andy Derris yang mengunggah ujaran kebencian kepada Palestina dan umat Islam sejak awal Oktober kemarin.
“Pak Syarif, ini ada orang yang bisa merusak kerukunan di Semarang.. bisa mengkondisikan gak”, pinta Abu Ibrahim melalui pesan WA pada Selasa (31/10).
Dikutip dari akun Andy Derris di Facebook tanggal 11 Oktober menyebut :
” Saya lihat Banyak orang yg sepertinya beragama anu yg seneng dgn perang ini. Padahal katanya agama damai lho… “
Dan kemudian dikomentari sendiri:
“Semoga palestina musnah dari bumi ini. Agar tercipta perdamaian di timur tengah. Amin”
Setelah mendapatkan laporan tersebut, Syarif meminta kepada pelapor untuk tidak melakukan persekusi dan akan segera terjun langsung untuk memberi nasehat.
Setelah dilakukan upaya mencari alamat oknum tersebut dikarena akun tersebut tidak memakai nama sesungguh, Rabu sore (1/11), Abu Ibrahim mengajak Syarif untuk mendatangi rumah oknum berinisial KR setelah Maghrib dan Syarif menyanggupinya.
“Assalamu’alaikum, misal ikut ke lokasi rumah orang ini apakah berkenan bang? … Kayaknya ga rame rame. Yang ke rumah cuma perwakilan aja mungkin”, ajak Abu Ibrahim.
Selanjutnya setelah menerima ajakan tersebut dengan niat agar para aktivis tidak kebablasan untuk bertindak kekerasan, Syarif bersedia meluncur ke lokasi. Namun sebelumnya Syarif berkoordinasi dengan Kesbangpol agar berjaga-jaga jika ada sesuatu yang tidak diharapkan.
Setelah bertemu dengan oknum di rumahnya dan ternyata ada backup dari kepolisian, agar tidak terjadi kekerasan disarankan oleh Agus Wasit, selaku Kanit Intelkam Polsek Gajamungkur, agar KR dibawa ke Mapolsek untuk dimintai keterangan.
“Sebaiknya kita bawa saja ke polsek biar nyaman untuk dimintai keterangan”, ujar Agus.
Alhamdulillah, akhirnya KR mengaku dan bersedia meminta maaf serta membuat pernyataan tertulis.
“Saya yang bertanda tangan di bawah ini… nama KR dengan akun fb Andy Derris…. menyatakan dengan setulus-tulusnya: Satu, meminta maaf atas unggahan ujaran kebencian yang saya upload pada 11 Oktober 2023 dan sebelumnya tentang anti palestina dan rasa sinis terhadap muslim. Dua, berjanji tidak mengulangi menebar ujaran kebencian dan sejenisnya, Tiga, jika ujaran ini terulang siap menerima konsekuensi hukum”, kutip Syarif dari surat pernyataan tersebut.
Amur Yudha, yang sering dipanggil Oka selaku senior dari Jamaah Anshorus Syariah juga meminta kepada KR untuk bersedia mengupload rekaman rasa penyelesalannya tersebut dalam akunnya, agar teman-temannya di medsos ikut mendengarkan bahwa apa yang dilakukannya bisa berimplikasi buruk bagi masyarakat luas.
“Mas tolong disebarkan rasa penyelesalan jenengan di akun medsos sehingga teman-temanmu ini sadar jangan bawa kasus konflik palestina dan israel pada sentimen agama apalagi politik, tetapi bawalah dari sisi Kemanusiaan”, tutur Oka.
Kedua belah pihak akhirnya berdamai dan diakhiri dengan foto bersama.
Alhamdulillah, melalui akhirnya pendekatan moderasi beragama dan sisi kemanusiaan akhirnya kolaborasi penyuluh agama dan para aktivis muslim di Kota Semarang dapat meredam potensi konflik kekerasan bernuansa keagamaan yang diakibatkan unggahan ujaran kebencian di media sosial, pungkas Syarif. (Sg)