Refleksi

Kaderisasi, Melatih Kemandirian dan Membangun Kepercayaan

Berbagi yuks..

Oleh: Azizah Herawati

Selama ini istilah kaderisasi lebih identik dengan organisasi, terutama dalam kepengurusan organisasi kemasyarakatan atau ormas. Padahal sejatinya, banyak lini yang menuntut adanya kaderisasi. Salah satunya di dunia kerja. Setiap orang apalagi seorang pemimpin sudah seharusnya mempunyai kader yang nantinya diharapkan akan mampu meneruskan kepemimpinannya. Bahkan seorang pegawai, meskipun dia bukan pejabat, namun penting baginya untuk menyiapkan sosok-sosok yang diberikan tugas untuk membantu menyelesaikan berbagai urusan.

Jam terbang dan pengalaman sangat berpengaruh terhadap kematangan seseorang. Ini merupakan hal penting yang harus ditularkan dan diwariskan kepada kader-kader muda di bawahnya. Bukan masalah siapa yang senior dan siapa yang yunior, namun kondisi demikian menjadi sebuah keniscayaan. Ada saat kita berpindah dari tanggungjawab satu ke tanggungjawab lain, yang tentunya lebih berat. Sementara itu ada saatnya tanggungjawab yang sudah sekian lama dipikulkan padanya, mulai disampirkan pada para yunior yang masih fresh. Tanpa disadari ini adalah cara efektif untuk melatih mereka menjadi pribadi-pribadi yang profesional, bertanggungjawab dan memiliki integritas tinggi.

Memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh komitmen untuk membangun kemandirian bagi para yunior tanpa menanggalkan ‘unggah-ungguh’-nya pada senior. Demikian pula yang senior. Komitmen untuk membangun kepercayaan dan menghilangkan keraguan kepada para yunior harus mulai ditancapkan. Dengan demikian, akan terjalin sinergitas yang luar biasa.

Tak bisa dipungkiri jika terkadang masih ada saja manajemen tukang bakso di dunia kerja. Seolah semua bisa dikerjakan sendiri. Hasilnya, bukannya  selesai tapi semua nggak beres. Buntutnya termehek-mehek dan mengeluh tak henti-henti. Dari sinilah kita belajar akan pentingnya teamwork atau  kerjasama tim. Diawali dengan edukasi dan informasi tentang tugas pokok dan fungsi yang harus dikerjakan, pembagian tugas yang jelas sesuai bidangnya, target ketuntasan hingga membangun kerjasama antar anggota. Tidak lupa membuat perencanaan yang matang, prioritas program dan tujuan program. Evaluasi seusai pelaksanaan menjadi sebuah keharusan agar ke depan menjadi lebih baik.

Amaran Allah yang sangat populer dalam surat Al Maidah ayat 2 tentu saja bukan isapan jempol. Ayat tersebut merupakan panduan bagi kita untuk tidak bekerja sendiri. Saling membantu, saling support, asah asih dan asuh. Tanggalkan ego, bergandengan tangan untuk mencapai tujuan bersama. “…Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan taqwa dan janganlah kamu tolong-menolong dalam dosa dan pelanggaran”.

Mari, saatnya kita mengkader, berbagi tugas, kerja bersama dan maju bersama. Wallahu a’lam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *