Dimensi Kasih Sayang Dalam Adab Menyembelih Hewan
Oleh : Siti Awaliya Yuniarti (PAIF Kab. Tegal)
Hari raya Idul Adha merupakan momentum untuk melaksanakan salah satu ibadah yakni berrkurban. Qurban berasl dari Bahasa Arab “qoroba-yaqrobu” yang artinya dekat atau mendekat, Secara syari’at berkurban merupakan salah satu sarana mendekatkan diri pada Sang Pencipta dengan cara menyembelih hewan ternak yang telah ditentukan syarat dan waktunya hanya pada hari Idul Adha dan hari tasyrik yakni tanggal 11,12 dan 13 Dzulhijjah. Hasil sembelihan ini nantinya dibagikan ke fakir, miskin, tetangga, sanak saudara dan orang lingkungan sekitar lainnya.
Allah Subhatahu wata’ala telah berfirman dalam surat Al An’am ayat 34;
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنسَكًا لِّيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُم مِّن بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ فَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ فَلَهُ أَسْلِمُوا وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِينَ ﴿٣٤﴾
“ Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)”.
Bagi yang belum mengetahui esensi berkurban akan menganggap bahwa hari itu merupakan hari pembantaian masal pada hewan ternak. Padahal banyak dimensi didalamnya yang bisa digali dari sekedar melihat fisik penyembelihannya. Ada dimensi spiritual, dimensi sosial , dimensi Kesehatan dan lainnya. Diantara dimensi yang tidak terlalu nampak ialah dimensi kasih sayang saat penyembelihan.
Rasululloh Muhammad Shallallohu’alaihi wasallam mengajarkan adab-adab dalam penyembelihan hewan sebagai bukti hadirnya dimensi kasih sayang.
- Berlaku kasih sayang kepada hewan
عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ قُرَّةَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: قَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنِّي لَأَذْبَحُ الشَّاةَ فَأَرْحَمُهَا، أَوْ قَالَ: إِنِّي لَأَرْحَمُ الشَّاةَ أَنْ أَذْبَحَهَا، قَالَ: وَالشَّاةُ إِنْ رَحِمْتَهَ
Dari Muawiyyah bin Qurrah menyatakan , ada seorang lelaki berkata : Ya Rasulullah, sesungguhnya aku mengasihi kambing jika aku menyembelihnya. Maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Jika engkau mengasihinya maka Allah merahmatinya.( Hadis Riwayat Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad )
- Menajamkan pisau di tempat yang tidak terlihat hewan kurban agar naluri takutnya tidak muncul sehingga hewan tetap tenang. Sabda Rasululloh SAW
عن ابن عباس رضي الله عنهما قال : قام رسول الله صلى الله عليه وسلم على رجل واضع رجله على صفحة شاة وهو يحد شفرته وهي تلحظ إليه ببصرها فقال : أفلا قبل أتريد أن تميتها
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma ia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengamati seorang lelaki yang meletakkan kakinya di atas pipi (sisi) kambing dalam keadaan ia mengasah pisaunya sedangkan kambing tersebut memandang kepadanya, maka beliau mengatakan: “Tidaklah diterima hal ini. Apakah engkau ingin benar-benar mematikannya. (dalam riwayat lain : Apakah engkau ingin mematikannya dengan beberapa kematian).(HR. Al-Baihaqi)
- Menggunakan pisau tajam saat menyembelih.
Rasululloh SAW bersabda :
إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذَّبْحَ وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ فَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَهُ » .
“Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat ihsan dalam segala hal. Apabila kalian membunuh (qiashash), maka bunuhlah (qishashlah) dengan cara yang baik dan jika kalian menyembelih, maka sembelihlah dengan cara yang baik, dan hendaknya salah seorang di antara kamu menajamkan pisaunya serta menyegarkan hewan sembelihannya.” (HR. Muslim dari Syaddad bin Aus)
Dikutip dari laman web Solopos.com bahwa Bublenews.com pernah mengangkat tulisan berdasarkan penelitian yang dilakukan Prof.Dr. Schultz dan Dr. Hazim tentang
penyembelihan pada hewan yang dibuat pingsan sesaat sebelum disembelih dan yang disembelih menurut syari’at Islam. Setelah dirujuk ke situs jurnal ilmiah, Ithaca Journal dan Cattle Network ternyata pernah memuat hasilnya. Dalam artikel yang dirilis Ithaca Journal di laman web disebutkan bahwa penyembelihan tanpa pemingsanan dinilai tidak sakit dibanding dengan pemingsanan. Karena grafik pada microchip (Electro-Encephalograph ) EEG yang dipasang pada permukaan otak ternak yang diuji coba menunjukkan penurunan seperti orang yang tidur lelap. Sementara jantung memompa lebih cepat sehingga aliran darah banyak keluar. Jadilah daging ternak sembelihan tersebut dinilai secara kesehatan layak konsumsi.
- Saat menyembelih kurban diusahakan ada satir atau tirai penutup sehingga hewan kurban lain yang belum disembelih tidak menjadi resah dan stress.
- Menggiring hewan ternak ke tempat penyembelihan dengan baik
Dari Muhammad bin Sirin mengatakan bahwa Umar Radhiyallahu anhu melihat seseorang menyeret kambing untuk disembelih lalu ia memukulnya dengan pecut, maka Umar berkata dengan mencelanya : Giring hewan ini kepada kematian dengan baik. (atsar diriwayatkan oleh Al Baihaqi)
Demikianlah beberapa perilaku ihsan yang menunjukkan dimensi kasih sayang pada penyembelihan hewan.
Wallohu a’lam.