Sentuhan Kalbu Penyuluh Agama di Rumah Pelayanan Sosial PGOT Karya Mandiri Pemalang
Denyut nadi kehidupan sosial masyarakat yang dinamis, menjadi hambatan tersendiri bagi warga mayarakat yang terpinggirkan. Mereka ini adalah orang-orang yang termarginalkan dari sistem sosial yang terus berkembang sejalan dengan laju pembangunan .
Adalah menjadi amanat undang-undang ,bahwa negara melindungi segenap anak bangsa untuk hidup aman ,damai dan sejahtera. Upaya itu sudah dilakukan oleh pemerintah melalui panti-panti sosial yang banyak didirikan diberbagai daerah. Salah satunya adalah Rumah Pelayanan Sosial PGOT Karya Mandiri Pemalang.
Sebagai panti pelayanan rehabilitasi bagi penyandang tuna sosial, pengemis, gelandangan dan orang terlantar (PGOT), menurut Ibu Suprapti Kasi selaku Kasi Penyantunan pada Panti Pelayan Sosial Bisma Upakara Pemalang jumlah penghuni 40 orang terdiri dari 9 beserta keluarga dan 31 perorangan.
Kehadiran penyuluh Agama Islam menjadi sangat penting sebagai pendamping yang diharapkan mampu memberikan sesuatu pada penerima manfaat panti, yaitu PGOT, sesuatu yang nemberi warna kehidupan menjadi lebih baik, lebih berisi . Utamanya dari sisi pembinaan agama .
“Upaya rehabilitasi bagi penyandang PGOT, tidak sebatas terpenuhinya kebutuhan sosial dan ekonomi semata dengan diberi pelatihan budi daya lele, membuat tempe, membuat tauge, telur asin dan pertanian. Namun kebutuhan akan bimbingan mental spritual sangatlah terasa dibutuhkan” jelas Nur Efendi selaku Ketua Pokjaluh Kab. Pemalang.
Di sini, peranan penyuluh memberikan pendampingan rohani, agar para PGOT tetap memiliki keyakinan Iman yang teguh, dan tidak mengalami penderitaan fisik maupun batin dengan banyak mendekatkan diri dengan Allah SWT, dengan cara banyak berdoa dan memohon ampunanNya.
Metode penyuluhan, menurut Nur Efendi dilakukan dengan ceramah keagamaan pada saat beribadah secara langsung dilanjutkan dengan konseling pribadi dengan memberikan support mental, dan tentunya bimbingan ini perlu dan butuh dilakukan secara berkelanjutan.