Berpartisipasi Merawat Bumi dan Toleransi, Pokjaluh Kars. Kedu Gelar Fun Game dan Tanam 1000 Pohon
Magelang (Moderanesia.com) – Penyuluh agama adalah garda terdepan dari Kementerian Agama dalam menjaga kelestarian lingkungan dan memelihara toleransi. Tugas yang tidak mudah, sehingga diperlukan ide-ide kreatif untuk mewujudkannya. Kuncinya tak lain dengan terus berkreasi, berinovasi dan membangun sinergi dengan berbagai pihak untuk mendukung ikhtiar tersebut.
Dalam rangka berpartisipasi dalam merawat bumi dan toleransi dengan semangat menjaga NKRI, Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) Agama Islam se-Eks Karesidenan Kedu, Jawa Tengah menggelar Fun Game dan Tanam 1000 Pohon. Acara yang berlangsung di Kampung Dolanan Borobudur, Kabupaten Magelang, Kamis (08/12/2022) tersebut diikuti lebih dari 80 Penyuluh Agama Islam Fungsional (PAIF) dari 6 kabupaten/ kota yakni Magelang sebagai tuan rumah, Temanggung, Kebumen, Wonosobo, Purworejo dan Kota Magelang beserta para Kasi Bimas Islam masing-masing. Kegiatan dibuka oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Magelang yang dalam hal ini diwakili oleh Kasi Bimas Islam, Drs. H. Ahmad Musa. Dalam sambutannya, pejabat yang akrab disapa Pak Musa ini mengapresiasi positif kegiatan tersebut. Dia berharap penyuluh agama bisa menjadi pioner dalam merawat toleransi dan mendukung usaha melestarikan lingkungan dengan gerakan penanaman pohon. “Terimakasih atas inisiatif kegiatan yang luar biasa ini. Ini sangat tepat apalagi dilaksanakan di Borobudur, salah satu icon keagamaan internasional sehingga bisa menjadi sarana untuk menviralkan toleransi”, tandasnya.
Ribuan pohon ini yang akan ditanam merupakan hasil kerjasama Kementerian Agama Kabupaten Magelang yang diinisiasi dan difasilitasi oleh Pokjaluh Kabupaten Magelang dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magelang. Rencananya pohon-pohon tersebut akan ditanam di seluruh wilayah Kabupaten Magelang dalam rangka menyambut Hari Amal Bakti Kementerian Agama ke-77. Adapun secara simbolis 5 pohon ditanam di sekitar lokasi kegiatan. Segenap perwakilan kabupaten kota menanam langsung kelima pohon tersebut disaksikan seluruh peserta.
Perhelatan yang mengusung tema “Rawat Bumi, Rawat Toleransi dan Rawat NKRI” ini berlangsung sangat meriah. Kegiatan yang sejatinya merupakan event rutin tiga bulanan yang digilir oleh seluruh kabupaten kota di wilayah eks Karesidenan Kedu ini sengaja dikemas berbeda untuk memberikan nuansa baru, menyegarkan pikiran dan sebagai sarana merekatkan persaudaraan sesama penyuluh. Fun game dimulai dengan ice breaking dengan dipandu oleh personil Pokjaluh Kabupaten Magelang, Achmad Syaifudin dan Azizah Herawati didukung oleh FKPAI Kecamatan Borobudur sebagai tuan rumah. Berbagai permainan seru dilombakan, ada balap balon, sarung berantai, memindahkan bola dan balap bakyak. Perlombaan diikuti oleh seluruh peserta yang diacak tanpa mengenal asal supaya lebih akrab. Bahkan Kasi Bimas Islam Kabupaten Wonosobo, Ahmad Fuadi, dengan senang hati membaur bersama para penyuluh mengikuti seluruh permainan. “Saya salut dengan para penyuluh. Luar biasa kreatif. Jos pokoknya. Terimakasih Magelang dan semangat untuk Pokjaluh Kedu, ” ungkapnya puas sambil mengacungkan jempol berkali-kali.
Keseruan dan kemeriahan semakin lengkap dengan tampilnya tuan rumah, pemilik Kampung Dolanan, Albet Nugroho. Seniman berjuluk Ki Sodong ini mengajak semua yang hadir untuk bermain angklung bersama. Lagu demi lagu dilantunkan dengan gegap gempita dan tampak semua larut dalam kemeriahan suasana. Dimulai dari lagu yang heroik sebagai penggugah semangat toleransi, Indonesia Pusaka disambung dengan lagu Kemesraan. Dan sebagai gong pemecah keseruan, lagu yang sedang viral di jagat maya “Ojo Dibandingke” juga tak ketinggalan untuk didendangkan bersama. “Di hati ini…hanya ada pokjaluh….”. Inilah syair penutup pengguncang pendopo Kampung Dolanan yang dikemas artistik.
Kegiatan ini diharapkan menjadi tonggak bangkitnya semangat para penyuluh untuk tidak lelah merawat bumi dan menjaga toleransi. Sehingga ‘NKRI Harga Mati’ bukan sekedar slogan, namun benar-benar berkobar dari dalam hati sanubari.
Mari bersama merawat bumi, menyemai toleransi untuk NKRI. (AzHera)