Ajar Anak Difabel Baca Al Qur’an Antarkan Muktaromah Juara 2 PAI Award Jawa Tengah Tahun 2024
Jateng ( Moderanesia.com ) – Belajar dan mendalami Al Qur’an tak hanya di lakukan oleh orang normal meski memiliki keterbatasan pendengar tuna rungu ini mengikuti belajar Al Qur’an di Komunitas Dunia Tak Lagi Sunyi Kabupaten Tegal.
anak-anak disabilitas rungu wicara, anak-anak yang tuna rungu (tidak bisa mendengar/tuli) dan anak-anak tuna wicara (tidak bisa bicara), juga orang tua dari anak-anak rungu wicara dibimbing mengaji oleh Muktaromah Penyuluh Agama Islam Kankemenag Kabupaten Tegal.
Muktaromah Penyuluh Agama KUA Pangkah terpanggil ikut membimbing Baca Tulis Al Qur’an pada difabel setelah mengikuti Pelatihan Bahasa Isyarat yang diselenggarakan oleh Dinas Sosial Kabupaten Tegal pada tahun 2021.
“Kita ingin agar anak-anak kita yang berkebutuhan khusus bisa membaca Alquran dengan baik dan lancar. Adapun metode yang digunakan adalah menggunakan Iqro, dengan metode ini, anak-anak bisa dengan mandiri belajar Al Qur’an. Ini penting karena pada dasarnya belajar adalah hak bagi semua orang,” ungkap Muktaromah.
Muktaromah menamai programnya Sama dalam Beda yang mengandung maksud Semangat Mengaji dalam Keterbatasan dan Ketidakberdayaan. Program inilah yang mengantarkan Muktaromah menjadi juara dua PAI Award Prov. Jawa Tengah Tahun 2024 kategori Pendampingan Kelompok Rentan.
Dengan adanya Program pengentasan buta huruf Al Qur’an bagi anak rungu wicara diantaranya anak menjadi disiplin, lebih fokus, nyaman, senang dan gembira karena tidak ada yang membuly, karena belajar bersama komunitasnya.
Dari sisi wali santri merasa senang karena anak-anaknya mendapat komunitas yang tepat dan nyaman. Bahkan para orang tua ikut program tadarus dan khotmil Qur’an bagi orang tua, hasilnya menambah semangat orang tua untuk bertadarus.
“Program tadarus dan khotmil Qur’an, hasilnya orang tua menjadi lebih rileks, tenang, ikhlas, ridho menerima takdir dari Allah, ada peningkatan keimanan dan ketaqwaan kpd Allah”, tutur Muktaromah.
Pembinaan keagaman juga dilakukan kepada orang tua santri yaitu Program pengajian bulanan bergilir di rumah anggota, sebulan sekali, setiap hari ahad minggu ke -2.
“Orang tua menjadi termotivasi, ada penguatan dalam perawatan pengasuhan perlindungan pendidikan dan pelayanan kesehatan terhadap anak disabilitas, sehingga mereka tetap mendampingi anak-anak untuk berangkat sekolah dan pengajian. Ada semangat dan jiwa sosial yang tumbuh dalam sesama komunitas”, lanjutnya.
Di tempat terpisah Mahsun Ketua PW IPARI Prov. Jawa Tengah berharap semoga semakin banyak yang memahami Quran Isyarat, sehingga banyak pula yang dapat mengajarkan Al Quran kepada anak-anak penyandang tunarungu.