Ka Kanwil Kemenag Prov Jateng Apresiasi Penyuluh Agama Islam Dalam Giat Moderasi Beragama
( Tegal / Moderanesia.com ) – Rabu, 27/7/2022, bertempat di Gedung Muslimat NU Kabupaten Tegal Kementerian Agama Kab. Tegal juga melaksanakan kegiatan Penguatan Moderasi Beragama bagi Penyuluh Agama Islam yang pesertanya dari penyuluh agam Islam baik PNS maupun Non PNS. Perhelatan ini diprakasrsai oleh Bimas Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tegal.
Acara Penguatan Moderasi Beragama (PMB) dibuka oleh Kapokjaluh Kab. Tegal Hj. Faiqoh, mewakili Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Tegal yang kebetulan berhalangan hadir karena sedang melaksanakan kegiatan Launching Program hafalan Hadits Arba’in Nawawi di MAN 1 Tegal. Kapokjaluh Kab. Tegal dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan PMB ini sangat penting mengingat masih banyak dari kalangan masyarakat khususnya para tokoh agama yang keliru menafsirkan makna dari Moderasi Beragama. Untuk itu Penyuluh Agama Islam ditunggu aksinya dalam memainkan peran dan fungsinya di tengah masyarakat dengan menyampaikan informasi dan memberikan edukasi secara baik, benar dan bijaksana.
Moderasi Beragama berbeda dengan moderasi agama. Moderasi Beragama adalah cara pendang, sikap dan praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan cara menjalankan ajaran agamanya dengan penuh kedamaian antara sesama manusia.karena ajaran Islam adalah rahmatalil ‘alamin. Hadir dalam kegiatan Penguatan Moderasi Beragama ini para narasumber antara lain M. Aris Rofiqi (dari akademisi Universitas Pancasakti), AKP. Bambang Waluyo, (Kasat Binmas Polres Tegal) dan Alhamdulillah hadir juga Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, H. Musta’in Ahmad, pada jam 13.15 WIB.
Dalam penjelasannya, H. Musta’in Ahmad mengatakan bahwa bicara tentang moderasi sama halnya menerangkan taqwa. Harus sering disampaikan untuk mengingatkan masyarakat. Sebenarnya moderasi beragama sudah ada sejak dulu. Al Qur’an menyuratkan perintah menjadi “Ummatan Wasathan” dalam surat Al Baqarah ayat 143. Kata ini bisa diartikan umat yang adil atau yang bersikap tengah-tengah. Rasululloh Muhammad Shallallohu ‘Alaihi Wasalam telah memberi teladan dalam banyak hal, begitu pun para sahabat. Dibuktikan dengan karakter sahabat yang beragam berada di sekeliling Rasul Muhammad dan suasana damai tetap terjaga. Para ulama membukukan dalam banyak kitab.
Pada masa sekarang dimana arus informasi deras mengalir, sehingga memunculkan sikap beragama yang kurang berimbang sehingga memunculkan ekstrim kanan dan kiri. Maka Pemerintah menganggap perlu untuk menguatkan moderasi beragama sebagai usaha menjaga kondusifitas masyarakat. Moderasi beragama merupakan upaya menghadirkan Islam secara kaffah, sejuk yang mengimplementasikan sikap tawassuth, tawazun, toleransi, adil dan I’tidal.
Kemudian Bapak Kakanwil juga menyatakan tentang keberhasilan penyuluh agama. Dengan bukti bisa mengantarkan masyarakat pada kehidupan beragama yang lebih maju dan meningkat. Salah satu contoh dulu sohibul qurban sedikit, sekarang sudah banyak. Selanjutnya sebagai indikator ukuran keberhasilan program moderasi beragama yakni penguatan komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan dan adaptif terhadap tradisi. (SyA.Ay)