Khutbah Jum’at: Menjauhi Sikap Berlebihan (Ghuluw) Dalam Beragama
Oleh : Almukarromah, S.Ag. M.Pd. (PAIF Kab Batang)
اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ مَنْ تَوَكَّلَ عَلَيْهِ بِصِدْقِ نِيَّةٍ كَفَاهُ وَمَنْ تَوَسَّلَ إِلَيْهِ بِاتِّبَاعِ شَرِيْعَتِهِ قَرَّبَهُ وَأَدْنَاهُ وَمَنِ اسْتَنْصَرَهُ عَلَى أَعْدَائِهِ وَحَسَدَتِهِ نَصَرَهُ وَتَوَلاَّهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ حَافَظَ دِيْنَهُ وَجَاهَدَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ أَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَٰٓأَهْلَ ٱلْكِتَٰبِ لَا تَغْلُوا فِى دِينِكُم تَقُولُوا عَلَى ٱللَّهِ إِلَّا ٱلْحَقَّ ۚ إِنَّمَا ٱلْمَسِيحُ عِيسَى ٱبْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ ٱللَّهِ وَكَلِمَتُهُۥٓ أَلْقَىٰهَآ إِلَىٰ مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِّنْهُ ۖ فَـَٔامِنُوا بِٱللَّهِ وَرُسُلِهِۦ ۖ وَلَا تَقُولُوا ثَلَٰثَةٌ ۚ ٱنتَهُوا خَيْرًا لَّكُمْ ۚ إِنَّمَا ٱللَّهُ إِلَٰهٌ وَٰحِدٌ ۖ سُبْحَٰنَهُۥٓ أَن يَكُونَ لَهُۥ وَلَدٌ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ وَكِيلًا
Maasyiral Muslimin Rahimakumullah..
Marilah kita senantiasa bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa dengan selalu berusaha melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Semoga kita termausk orang-orang yang beruntung.
Maasyiral Muslimin Rahimakumullah..
Di antara masalah bangsa yang patut menjadi perhatian semua komponen masyarakat adalah tindakan-tindakan berlebihan, kekerasan ekstrem atas nama agama. Kekerasan ekstrem yang terjadi di negeri kita ini berujung pada kerugian yang tak ternilai, baik harta, benda dan jiwa. Peristiwa ini sering terjadi bahkan diberitakan di beberapa media.
Tindakan-tindakan tersebut antara lain dengan alasan membela agama, fanatisme aliran kelompok maupun sebagai alasan amar ma’ruf nahi mungkar.
Di antara kasus yang pernah terjadi adalah aksi sweeping, penghancuran rumah ibadah, pembubaran kegiatan, penolakan tokoh agama dengan menggerakkan massa. Dilihat dari aspek apapun, secara prinsipil sikap-sikap ekstrem seperti ini harus dihentikan karena akan melahirkan kekerasan-kekerasan baru yang meresahkan dan membuat negeri kita semakin jauh dari kedamaian. Para pelaku tersebut tidak menyadari bahwa keragaman atau kebhinekaan adalah anugrah Allah yang harus dikelola dengan baik.
Saling memahami keragaman dalam kebersamaan adalah perintah Allah. Allah berfirman dalam surat Al Hujurat ayat 13 :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَٰكُم مِّن ذَكَرٖ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَٰكُمۡ شُعُوبٗا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓاْۚ إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٞ
Artinya : Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha teliti.
Maasyiral Muslimin Rahimakumullah..
Ekstrem menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti paling ujung, paling tinggi, paling keras. Ekstrem juga berarti sangat keras, sangat teguh, fanatik. Dalam terminologi syariat, sikap ekstrem sering juga disebut ghuluw yang bermakna berlebih-lebihan dalam suatu perkara. Atau bersikap ekstrem pada satu masalah dengan melampaui batas yang telah disyariatkan. Adapun ghuluw secara istilah adalah tipe keberagamaan yang mengakibatkan seseorang melenceng dari agama tersebut.
Dalam kitab Fathulbari disebutkan bahwa Ghuluw adalah sikap melampaui batas kebenaran. Sesuatu yang berlebihan pasti akan keluar dari jalan yang lurus. Ibnu Hajar mengatakan “ghuluw” adalah berlebihan terhadap sesuatu dan menekan hingga melampaui batas.
Maasyiral Muslimin Rahimakumullah
Dalam lintas sejarah, sikap ekstrem atau ghuluw terbagi menjadi dua macam. Pertama dalam akidah, misalnya sikap ahlul kitab mengagungkan Nabi menjadi Tuhan. Kedua, ekstrem atau ghuluw dalam amalan agama, misalnya berlebihan dalam masalah ibadah shalat sepanjang malam tanpa tidur, puasa wisal terus menerus tanpa jeda buka. Termasuk pandangan kelompok tertentu yang menjadikan perkara wajib, sunah menjadi tidak wajib, tidak sunah atau sebaliknya. Menganggap mereka sebagai pemegang kebenaran, meremehkan dan menjauhi ulama yang tidak sepaham dengan mereka.
Maasyiral Muslimin Rahimakumullah
Sikap Ekstrem dilarang dalam Al Quran dan Hadits. Al Quran memberikan panduan agar umat Nabi Muhammad S.A.W. tidak terjebak dalam perilaku ekstrem antara lain:
- Mensifatkan Umat Islam sebagai Ummatan Wasathan. Allah Berfirman QS.2: 143.
وَكَذٰلِكَ جَعَلْنٰكُمْ اُمَّةً وَّسَطًا لِّتَكُوْنُوْا شُهَدَاۤءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًا
”Demikianlah Kami jadikan kamu umat yang adil dan moderat (wasathan). supaya kalian menjadi saksi atas manusia”.
2. Kehancuran umat-umat terdahulu akibat sifat ekstrem. Allah Berfirman, QS.5:77,
قُلْ يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ لَا تَغْلُوْا فِيْ دِيْنِكُمْ غَيْرَ الْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعُوْٓا اَهْوَاۤءَ قَوْمٍ قَدْ ضَلُّوْا مِنْ قَبْلُ وَاَضَلُّوْا كَثِيْرًا وَّضَلُّوْا عَنْ سَوَاۤءِ السَّبِيْلِ
“ Wahai Ahli Kitab, Janganlah kalian bersifat ghuluw dalam agama kalian. Dan janganlah kmerusak di atas bualian mengikuti hawa nafsu kaum sebelum kalian yang telah sesat dan menyesatkan banyak orang”.
Maasyiral Muslimin Rahimakumullah
Larangan terhadap perbuatan ghulluw, sebagaimana Firman Allah:
يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ لَا تَغْلُوْا فِيْ دِيْنِكُم
“Janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu.” (QS Annisa, 4:171).
Rasullah saw bersabda:”jauhkanlah diri kalian dari ghuluw (berlebih-lebihan) dalam agama karena sesungguhnya sikap ghuluw ini telah membinasakan orang-orang beriman sebelum kalian.”
Maasyiral muslimain rahimakumullah
KH. A Mustofa Bisri menegaskan kalau Islam itu moderat dan kalau tidak moderat berarti itu bukan Islam. Akan tetapi sifat atau karakter dasar Islam yang moderat itu tertutup oleh perilaku dan sikap sebagian umat Islam yang berlebih-lebihan (ghuluw), baik yang radikal, yang fundamental atau pun yang liberal. Sebaik-baiknya urusan adalah yang pertengahan (khoriul umuri awsathuha).
Semoga kita bisa terus menebar kesejukan dalam kehidupan berbangsa dan beragama dengan nilai-nilai dan sikap moderat. Moderat dalam beragama, maslahat dalam berbangsa. Amin.