KeluargaMATERI

Mewaspadai Sikap Hedonis

Berbagi yuks..

Oleh: Zulfa Kirom (PAIF Kab. Purworejo)

TEKS AYAT

Al Qur`an surat  At-Takatsur ayat 1-8 :

اَلْهٰىكُمُ التَّكَاثُرُۙ حَتّٰى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَۗ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُوْنَۙ ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ كَلَّا لَوْ تَعْلَمُوْنَ عِلْمَ الْيَقِيْنِۗ لَتَرَوُنَّ الْجَحِيْمَۙ ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِيْنِۙ ثُمَّ لَتُسْـَٔلُنَّ يَوْمَىِٕذٍ عَنِ النَّعِيْمِ 

Terjemahnya : 

“Berbangga-bangga dalam memperbanyak (dunia) telah melalaikanmu. Sampai kamu masuk ke dalam kubur. Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu). Sekali-kali tidak (jangan melakukan itu)! Kelak kamu akan mengetahui (akibatnya). Sekali-kali tidak (jangan melakukan itu)! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti, (niscaya kamu tidak akan melakukannya). Pasti kamu benar-benar akan melihat (neraka) Jahim. Kemudian, kamu pasti benar-benar akan melihatnya dengan ainulyakin. Kemudian, kamu pasti benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu).”

MAKNA AYAT

Yang dimaksud dari bermegah-megahan dalam ayat di atas adalah mereka yang suka memamerkan harta dunia yang diamanahkan atau dititipkan Allah pada mereka. Demikian juga tentang kekuatan, pengaruh dan mungkin banyaknya pengikut yang tunduk karena pangkat dan jabatan yang sedang disandangnya. Ahli tafsir berpendapat bahwa maksud dari bermegah-megahan ialah bahwa manusia bangga secara berlebih-lebihan. Berusaha untuk memiliki sesuatu lebih dari manusia yang lain. Baik dari segi harta ataupun kedudukan.

Mereka lupa, bahwa manusia itu sesungguhnya makhluk dhoif (lemah) yang hanya diberi sedikit kelebihan oleh Allah. Tidak punya kekuaatan apapun tanpa izin Allah. Hanya karena Allahlah adanya kekuatan dan kekuasaan di dunia.   Makanya kita dilarang untuk sombong, pamer, dan unjuk kekuatan hanya karena dititipi sedikit kelebihan oleh Allah. Justru sedikit kelebihan itu, harus digunakan untuk menyebarkan dan mengagungkan Asma Allah, berbuat baik pada sesama dan sebagai sarana untuk memperlancar ibadah kita. ingatlah, semuanya hanya milik Allah, kita hanya ketitipan saja. Kita lemah, tak punya apa-apa.

KONTRA PRODUKTIF

Akhir-akhir ini kita disuguhi berita yang viral, orang yang memamerkan harta kekayaannya di media digital. Gaya hidup hedonis, suka pamer harta dan selalu ingin menunjukkan kekayaan serta kemewahan telah meramaikan jagad maya. Mereka tidak menggunakan hati untuk berempati pada masyarakat yang papa. Perilaku ini juga bisa mempengaruhi generasi muda untuk ikut-ikutan bergaya hedonis, ingin kaya mendadak, malas bekerja dan sejenisnya.

Padahal hidup di dunia hanyalah sementara. Namun pada saatnya akan kembali pada sang pencipta dan  mempertanggungjawabkan harta yang dimilikinya. Jangan lengah dengan sandiwara panggung dunia dan hanya menjadikannya sebagai permainan belaka.  

Mari kita ambil pelajaran dari kisah sahabat Nabi SAW, yang bernama Tsa`labah. Tsa`labah adalah salah satu sahabat nabi yang semula hidupnya fakir, serba kekuarangan. Dia rajin beribadah dan sangat dekat dengan Rasulullah. Sampai suatu waktu, istrinya meminta Tsa`labah untuk minta didoakan oleh Rasulullah agar diberikan rizki yang banyak. Akhirnya setelah beberapa kali diminta, Rasulullah benar-benar mendoakan Tsa`labah agar Allah melimpahkan harta pada keluarga Tsa`labah. Allah kabulkan doa Nabi tersebut, lama-kelamaan harta Tsa`labh semakin banyak. Akan tetapi karena repot menghitung hartanya, akhirnya waktu beribadah bersama Rasulullah semakin jarang bahkan tidak pernah lagi. Untuk berzakat dari hartanya ia merasa keberatan. Hartanya telah melalaikan kewajibannya kepada Allah SWT.  Hingga, Tsa`labah meninggal pada masa Kholifah Usman bin Affan r.a dalam keadaan tertolak semua amalnya. Na`udzubillah tsumma na`udzubillah.

Untuk itu marilah kita berusaha menghindari sikap dan sifat hedonis yang mulai menjangkiti masyarakat sekarang ini. Nabi kita Muhammad SAW telah memberi teladan yang mulia, meskipun punya banyak kekayaan tapi tetap hidup sederhana. Hartanya lebih banyak digunakan untuk jihad dan syiar Islam. Hidup sederhana, bersikap tawadhu`, rendah hati bahkan zuhud terhadap harta dunia.

Jadikan harta dunia dan pengaruh atau kekuasaan yang sedang diamanahkan kepada kita sebagai sarana untuk meraih hidup yang  fiddunya hasanah wafil akhhirati hasanah, bahagia hidup di dunia dan akherat. Semua dalam kerangka menggapai tujuan hidup yang sesungguhnya yakni menggapai ridho Allah dan senantiasa mahabbah kepada Allah lan Rasulullah.

Nabi Muhammad bersabda dalam haditsnya :

عَنْ أَبي العَباس سَهلٍ بنِ سَعدِ السَّاعِدي رضي الله عنه قَالَ: أتى النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم رَجُلٌ فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ: دُلَّنِيْ عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَمِلتُهُ أَحَبَّنِيَ اللهُ، وَأَحبَّنِيَ النَاسُ؟ فَقَالَ رسول الله صلى الله عليه وسلم: (ازْهَدْ فِي الدُّنيَا يُحِبَّكَ اللهُ، وازْهَدْ فيْمَا عِنْدَ النَّاسِ يُحِبَّكَ النَّاسُ) حَدِيْثٌ حَسَنٌ رَوَاهُ ابْنُ مَاجَه وَغَيْرُهَ بِأَسَانِيْدَ حَسَنَةٍ.

Dari Abul Abbas Sahl bin Sa’ad As-Sa’idi ra, ia berkata: Seseorang telah datang kepada Nabi SAW lalu mengatakan: Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku sebuah amalan yang apabila aku mengamalkannya Allah Ta’ala dan manusia mencintaiku, maka beliau SAW menjawab: ”Bersikaplah zuhud terhadap dunia, niscaya Allah Ta’ala akan mencintaimu dan bersikaplah zuhud engkau terhadap apa yang ada pada manusia niscaya mereka akan mencintaimu.” (Hadits hasan. (Diriwayatkan oleh Ibnu Majah (4102), Ath Thabrani dalam al Kabir (5972), Abu Nu’aim dalam al Hilyah (3/253) dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman (7/344).

Mari jadikan kehidupan dunia ini sebagai ajang mencari bekal untuk kehidupan yang lebih kekal yakni akherat. Sehingga harta yang dititipkan Allah kepada kita bisa meningkatkan derajat kita di surga kelak. Aamiin.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *