“Braen” Sabet Juara Satu Kompetisi Film Islami Nasional 2025
Nasional (Moderanesia.com) – Jakarta – Kementerian Agama Republik Indonesia secara resmi mengumumkan para juara Kompetisi Film Islami Tingkat Nasional 2025. Ajang tahunan ini tidak hanya menjadi wadah apresiasi bagi sineas muda, tetapi juga merupakan bagian dari strategi jangka panjang Kementerian Agama untuk memperkuat ekosistem dakwah kreatif di Indonesia.
Sebanyak 83 karya dari 34 provinsi turut berpartisipasi dalam kompetisi ini. Proses penjurian dilakukan secara komprehensif, meliputi aspek teknis, ide, dan nilai kemanusiaan. Setelah melalui seleksi ketat, tujuh nomine terbaik dari berbagai provinsi—antara lain Jawa Tengah, Lampung, Sulawesi Tenggara, Sumatera Utara, dan Jawa Timur—telah diumumkan sebelumnya.
Puncak acara berlangsung pada Senin malam (10/11/2025) di Aula H.M. Rasjidi, Kementerian Agama RI, bertepatan dengan Peringatan Hari Toleransi Internasional. Dalam kesempatan tersebut, film berjudul “Braen” yang digarap oleh peserta asal Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah, berhasil menyabet Juara Satu kategori Film Dokumenter.
Tahun ini, kompetisi mengusung tema “The Wonder of Harmony: Merajut Cahaya Islami Keberagamaan, Cinta, dan Harapan”, yang mencerminkan komitmen Kementerian Agama terhadap nilai-nilai persatuan dan toleransi. Tema ini menjadi bagian dari upaya menyebarkan pesan rahmatan lil ‘alamin melalui pendekatan estetika dan naratif. Kementerian Agama berharap ajang ini dapat melahirkan generasi sineas muda yang menjadikan layar lebar sebagai mimbar dakwah yang damai dan inklusif.
Film “Braen” karya Walid Ikhsani dan Sayono, Penyuluh Agama Islam KUA Kecamatan Karangmoncol, mengangkat kisah kesenian tradisional Braen yang berakar pada tradisi Islam dan berkembang di wilayah Karangmoncol, Purbalingga. Kesenian ini diwariskan secara turun-temurun dan telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh Pemerintah pada tahun 2021.
Walid dan Sayono yang hadir langsung dalam acara pengumuman pemenang, didampingi Achmad Syalabi, Katim Bimtek dan Supervisi Penyuluh Agama Islam Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah mewakili Kakanwil, mengaku tak menyangka filmnya akan meraih juara pertama.
“Sama sekali tidak menduga akan mendapatkan juara satu, tapi alhamdulillah dan terima kasih banyak kepada Kemenag RI, Kanwil Kemenag Jateng yang telah mengadakan kompetisi ini sebagai wadah syiar kebudayaan Islam melalui film. Terima kasih juga kepada Kakankemenag Purbalingga, tim produksi, pegiat seni Braen, serta semua pihak yang telah mendukung. Semoga ini menjadi awal dan penyemangat bagi kita semua untuk terus menjaga dan menghidupkan kebudayaan Islam,” ujar Walid.
Kesenian Braen memiliki bentuk pertunjukan menyerupai sholawatan atau perjanjen—lantunan doa dan permohonan kepada Allah SWT yang dinyanyikan secara berirama. Kesenian ini mencerminkan perpaduan budaya Islam dan tradisi Jawa, serta dikenal sebagai bentuk seni penyuwunan atau permohonan yang disampaikan lewat lagu. Pertunjukan Braen umumnya digelar pada momen-momen tertentu dalam kehidupan masyarakat.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah, Saiful Mujab, menyampaikan apresiasi tinggi atas prestasi yang diraih para penyuluh asal Purbalingga tersebut.
“Prestasi ini membuktikan bahwa dakwah melalui pendekatan budaya, jika dikemas secara kreatif dan indah, akan mudah diterima oleh masyarakat luas. Kami bangga, karena Penyuluh Agama Islam asal Purbalingga mampu mengangkat kearifan lokal menjadi inspirasi nasional,” pungkas Saiful Mujab.

