IndonesiaKHUTBAH

Khutbah Jum’at : Sikap Moderat Sebagai Fitrah Ummat Islam

Berbagi yuks..

Oleh : Agus Suwignyo, S.Pd.I (PAIF Blora)

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيْدًا. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلهَ إِلاَّاللَّهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا اتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

Hadirin jamaah jum’at yang dirahmati Allah
Di waktu yang penuh dengan keberkahan ini, marilah kita senantiasa meningkatkan rasa iman dan takwa kita kepada Allah swt, dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Diantara perintah-Nya adalah bersikap moderat. Terkait moderat Allah telah menjadikan umat Islam menjadi ummat yang moderat dibawah keteladanan Rasulullah. Hal ini bisa kita ketahui dari ayat Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 143

وَكَذَالِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَّسَطًا لِتَكُوْنُ شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًا

“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.”
Dari ayat di atas kita bisa tahu bahwa Allah swt mensifati kita sebagai orang-orang yang mengikuti jejak Rasulullah Muhammad saw dengan sebutan umat yang moderat (ummatan wasathan). Umat yang moderat adalah umat yang dihiasi dalam diri mereka sikap toleransi terhadap orang lain baik dengan yang satu keyakinan/seagama, maupun terhadap yang berbeda agama bahkan terhadap yang berbeda suku, ras dan antar golongan.

Hadirin jamaah jumat yang dimuliakan Allah
Rasulullah Muhammad saw adalah orang yang pertama kali membuat aturan terkait moderasi beragama. Bahkan orang pertama kali di dunia yang membuat aturan perundang-undangan yang mengikat beberapa golongan yang berbeda dari kaum muhajirin, kaum anshor dan suku-suku lain. Saat itu menjadi satu komunitas kesetaraan umat tanpa memandang latar belakang agama maupun ras yang terkenal dengan sebutan Piagam Madinah. Ada lima poin penting dalam isi Piagam Madinah, diantaranya :
1. Menjunjung kesetaraan umat di Madinah tanpa memandang latar belakang agama maupun ras;
2. Kebebasan beragama bagi penduduk Madinah;
3. Setiap penduduk wajib menciptakan keamanan nasional dan menentang orang-orang dholim yang berbuat kerusakan;
4. Toleransi dan kemajemukan demi menguatkan kesatuan dan persatuan penduduk madinah;
5. Setiap penduduk membayar diat dan membebasakan tawanan.

Memperhatikan Piagam Madinah ini, kita bisa menarik kesimpulan bahwa kondisi Negara Indonesia kita tercinta ini bisa dikatakan mirip dengan kondisi Madinah saat itu dengan berbagai macam latar belakang agama, suku, ras keturunan yang berbeda-beda. Maka moderasi beragama dalam suatu negara sudah dicontohkan oleh Rasulullah saw sejak berada di kota Madinah yang diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia umat manusia.

Hadirin jamaah jum’ah rahimakumullah
Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim diharapkan bahkan dituntut untuk dapat menciptakan keamanan, ketenteraman dan kedamaian, baik dengan sesama muslim maupun dengan non-muslim. Dengan sesama muslim harus saling menyayangi dan saling mengasihi. Ibarat dalam satu tubuh, ketika ada anggota tubuh yang sakit maka akan dirasakan oleh seluruh tubuhnya. Muslim adalah saudara muslim lainnya yang tidak sepantasnya menyakiti dan membiarkannya tersiksa sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw :

الْمُسْلِمُ أَخُ الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ

Artinya : “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, karena itu seseorang tidak boleh menyakiti saudaranya dan jangan membiarkannya tersiksa.” (HR Bukhori : 2442)
Begitu juga dengan orang non-muslim yang tidak satu keyakinan, kita harus berusaha untuk selalu berbuat baik dan adil pada mereka selama tidak memerangi atas dalih agama dan tidak megusir dari kediaman kita yang sah. Sebagaimana firman Allah dalam Al Quran Surat Mumtahanah ayat 8 :

لَّا يَنۡهَىٰكُمُ ٱللَّهُ عَنِ ٱلَّذِينَ لَمۡ يُقَٰتِلُوكُمۡ فِي ٱلدِّينِ وَلَمۡ يُخۡرِجُوكُم مِّن دِيَٰرِكُمۡ أَن تَبَرُّوهُمۡ وَتُقۡسِطُوٓاْ إِلَيۡهِمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُقۡسِطِينَ

Artinya : “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang orang yang berlaku adil.”
Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam thabarani rosulullah bersabda :

Nabi Muhammad SAW berpesan:

 مَن آذى ذميا فقد آذاني ومن آذاني فقد آذى الله  

“Barangsiapa menyakiti seorang dzimmi, maka sungguh ia menyakitiku, dan barangsiapa menyakitiku, berarti ia menyakiti Allah.” (HR Thabrani)

Dalam hadits lain Rasulullah bersabda :

 مَن قَتَلَ مُعاهَدًا لَمْ يَرِحْ رائِحَةَ الجَنَّةِ، وإنَّ رِيحَها تُوجَدُ مِن مَسِيرَةِ أرْبَعِينَ عامًا.

Artinya : “Barangsiapa yang membunuh orang kafir muahid (orang kafir yang terikat perjanjian dengan negeri Islam) maka dia tidak akan mencium bau surga padahal bau surga itu dapat dirasakan dari jarak empat puluh tahun perjalanan.” (HR Bukhori : 6216)

Hadirin jamaah jum’ah rahimakumullah…
Pendidikan moderasi dan toleransi yang diajarkan Rasulullah betul-betul dijalankan oleh para sahabat Rasul, diantaranya Sahabat Ali bin Abi Thalib yang rela terlambat sholat subuh berjama’ah dengan Rasul lantaran tidak mau mendahului orang tua renta yang beragama Majusi.
Dengan memiliki sikap moderat sudah barang tentu umat Islam akan menjadi bukti dan saksi bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin dan akhirnya menjadi bukti dan saksi bahwa ajaran Rasulullah benar-benar manusiawi dan menghargai harkat dan martabat manusia.
Semoga kita semua bisa mengikuti dan menjalankan ajaran Rasul sebaik-baik panutan. Amin amin ya rabbal alamin

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَجَعَلَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاِت وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. إِنَّهُ هُوَ البَرُّ التَّوَّابُ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمُ.
أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيْم، بسم الله الرحمن الرحيم، وَالْعَصْرِ (١) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (٢) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (٣)
وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرّاحِمِيْنَ

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *