BERITAKars Kedu

Gerceg Wincah Siap Jadi Branding Pencegahan Nikah Dini di Kabupaten Magelang

Berbagi yuks..

Magelang/Moderanesia.com – Bertempat di Aula Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispuspa) Kabupaten Magelang, Selasa (27/09/2022) sampai dengan Rabu (28/09/2022) digelar Pembekalan Teknis Gerakan Cegah Kawin Bocah (Gerceg Wincah). Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari ini dibuka langsung oleh Asisten 2 Bupati Magelang yang merupakan Pelaksana Tugas Kepala Dispuspa Kabupaten Magelang, Asfuri Muhsis. Dalam sambutannya mantan Ketua KNPI Kabupaten Magelang ini mengharapkan peserta khususnya siswa untuk menjadi generasi yang cerdas, sehat dan peka terhadap lingkungan termasuk dalam mengalihkan pelajar yang lain pada kegiatan positif. Sehingga mereka menikah di usia yang sudah tepat. “Mereka nantinya akan menjadi agen Gerceg Wincah, konselor bagi teman sebayanya, ” tambahnya.

Sementara itu Azizah Herawati, Penyuluh Agama Islam Fungsional yang bertugas pada dua kecamatan di wilayah Kabupaten Magelang yakni Candimulyo dan Mertoyudan didaulat menjadi narasumber utama dalam kegiatan tersebut. Program Gerceg Wincah memang merupakan program yang diusungnya dalam seleksi Agen Perubahan dalam rangka mewujudkan Zona Integritas di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Magelang. Meskipun jauh-jauh sebelumnya dia sudah mengkampayekannya bersama Tim Gugus Tugas Kabupaten Layak Anak (KLA) dan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) Kabupaten Magelang. “Butuh aksi nyata, mengubah mindset seluruh unsur masyarakat terkait pentingnya mempersiapkan anak untuk menikah di usia yang matang. Tak cukup dengan sosialisasi. Oleh karena itu, mari kita dukung gerakan ini, salah satunya melalui pembekalan pada generasi muda,” tegasnya.

Pembekalan ini diinisiasi oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispuspa) Kabupaten Magelang. Kepala Bidang Perpustakaan, Amroni selaku penyelenggara mengatakan bahwa peserta yang diundang adalah pengurus OSIS dari 7 sekolah yang lolos akreditasi perpustakaan sekolah dan guru Bimbingan Konseling. “Ini adalah wujud apresiasi kami terhadap sekolah yang peduli pada literasi. Nah, literasi tentang Gerceg Wincah ini sangat penting dan akan jadi branding. Sehingga mereka harus dibekali untuk jadi agen yang akan bergerak bersama menurunkan angka nikah dini di Kabupaten Magelang,”tambahnya.

Tujuh sekolah yang diundang adalah MAN 1 Magelang, MAN 2 Magelang, SMA Taruna Nusantara, SMA Negeri 1 Ngluwar, SMA Negeri 1 Kota Mungkid, SMK Muhammadiyah 1 Borobudur dan SMK Negeri 1 Windusari. Mereka sangat antusias mengikuti pelatihan ini. Terbukti dengan tidak adanya peserta yang absen selama dua hari penuh. Keaktifan mereka dalam berdiskusi dan mempresentasikan hasil diskusi disertai yel-yel penuh semangat yang kreatif menjadikan pembelajaran terasa penyenangkan.

Pembekalan ini diawali dengan paparan terkait literasi dan pentingnya Pembekalan Teknis Gerceg Wincah dari Plt Kepala Dispuspa. Selanjutnya narasumber memulai dengan memaparkan materi “Nikah Dini Bukan Solusi”. Usai rehat, formasi kelas diubah supaya lebih dinamis, perkenalan peserta dan diskusi kelompok secara acak lintas sekolah untuk mengungkapkan harapan mereka terhadap pelatihan ini. Tentu saja mereka harus mendahului presentasi dengan yel-yel penyemangat. Hari kedua didahului dengan motivasi dari anggota DPR Kabupaten Magelang, Syukur Akhadi.

Sebelum istirahat narasumber sekaligus fasilitator membekali peserta dengan teori konseling sebaya dilanjutkan diskusi bedah kasus berkelompok. Di akhir sesi, perwakilan peserta putra dari SMA Taruna Nusantara dan peserta putri dari MAN 2 Magelang menyampaikan kesan dan pesan mereka selama mengikuti pelatihan. Mereka berharap acara seperti ini tidak berhenti di sini. Harus ada kelanjutannya dan jika memungkinkan seluruh SLTA di Kabupaten Magelang juga memperoleh kesempatan yang sama.

Tidak lupa masing-masing sekolah diminta membuat Rencana Tindak Lanjut dari pembekalan ini. Selanjutnya akan dibuat grup WhatsApp untuk pemantauan pelaksanaan kegiatan selanjutnya. Sinergitas dengan berbagai pihak juga tidak bisa dinafikan, salah satunya melalui media massa seperti Radio Gemilang FM sebagai radio milik pemerintah dan beberapa sekolah maupun dinas/instansi yang sudah menggunakan podcast untuk sarana sosialisasi.

Semoga ikhtiar dan langkah kecil ini bisa menjadi pijakan awal untuk memulai gerakan bersama dalam rangka melahirkan generasi yang berkualitas. (Azhera)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *