Khutbah Jum’at: Kesadaran Moderasi Beragama
Oleh : Moh. Anwarudin, S.Ag. (PAIF Kab. Cilacap)
إِنَّ الْحَمْدَ للهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، قَالَ اللهُ تَعَالَى يَا أَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوْا رَبَّكُمْ الذَّيْ خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَنِسَآءَ وَاتَّقُوْا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَالْأَرْحَامِ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.
Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah !
Di awal khutbah ini kami mengajak kepada diri kami dan seluruh hadirin, marilah kita syukuri segala ni’mat yang Allah berikan kepada kita. Syukur dengan meningkatkan iman dan taqwa kita kepada-Nya.
Shalawat dan salam semoga Allah curahkan kepada Nabi Agung Muhammad S.A.W. yang telah mendarmabaktikan seluruh hidupnya untuk menyelamatkan umat manusia di muka bumi ini.
Jama’ah Juma’ah Rahimakumullah
Indonesia dikenal sebagai masyarakat dengan keragaman, termasuk di dalamnya adalah keragaman di bidang agama, yaitu ada Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Khong Hwu Cu. Keragaman ini di satu sisi adalah sesuatu yang dapat memberikan potensi karena dari keragaman akan lahir banyak khasanah-khasanah yang bisa diramu menjadi sebuah kekuatan.
Namun demikian keragaman juga akan dapat melahirkan persoalan-persoalan, termasuk di dalamnya adalah kemungkinan munculnya konflik-konflik dalam masyarakat dan tidak menutup kemungkinan terjadi perpecahan dan pertikaian.
Seperti pada tahun-tahun yang lalu adanya konflik di Aceh tahun 2015, yakni kerusuhan antara umat muslim dan nasrani sempat terjadi, demonstrasi dari kubu Islam menginginkan pemerintah untuk membongkar beberapa gereja Kristen di Aceh. Korban berjatuhan. Beberapa orang dari kedua belah pihak banyak yang terluka. Untungnya konflik ini tidak melebar dan dapat diatasi. Begitu juga dengan konflik Poso pada tahun 2000, konflik Sampang tahun 2004, konflik Tanjung Balai Sumatera Utara tahun 2016 dan konflik Papua tahun 2018.
Persoalan-persoalan konflik karena sentimen agama masih menjadi problem serius yang dihadapi bangsa ini karena adanya intoleransi antar pemeluk agama. Memasuki tahun 2022 saatnya bangsa ini menyudahi konflik yang berdasarkan faktor agama. Segenap lapisan bangsa harus menyadari pentingnya moderasi beragama sebagai jembatan toleransi dan kerukunan antar umat. Apalagi pemerintah khususnya Kementerian Agama telah mencanangkan tahun 2022 sebagai Tahun Toleransi.
Dengan dicanangkannya Tahun Toleransi, kondisi ini tidak mungkin akan melahirkan suasana yang terus-menerus rukun dan harmonis dan tidak menutup kemungkinan persoalan konflik atau persoalan-persoalan yang menyebabkan missed kerukunan ini pun bisa saja terjadi lagi.
Untuk itu upaya-upaya untuk menjaga suasana rukun, suasana harmonis dan tentu yang paling penting lagi adalah pemahaman keagamaan yang moderat di tengah-tengah masyarakat terus kita lakukan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “moderasi” berarti penghindaran kekerasan atau penghindaran keekstreman. Kata ini adalah serapan dari kata “moderat” yang berarti sikap selalu menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang ekstrem dan kecenderungan ke arah jalan tengah. Jadi ketika kata “moderasi” disandingkan dengan kata “beragama” menjadi “moderasi beragama”, maka istilah tersebut merujuk pada sikap mengurangi kekerasan atau menghindari keekstreman dalam praktik beragama.
Gabungan kedua kata itu menunjuk kepada sikap dan upaya menjadikan agama sebagai dasar dan prinsip untuk selalu menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang ekstrem (radikalisme) dan selalu mencari jalan tengah yang menyatukan bersama semua elemen kehidupan bermasyarakat, bernegara dan berbangsa Indonesia.
Keseimbangan (moderasi) antara pengamalan untuk dunia dan akhirat telah digariskan Allah dalam Al Qur’an Surat Al-Qashash ayat 77 :
وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
Bila dipahami dengan cermat, ayat di atas memberikan tuntunan kepada umat Islam untuk mengimplementasikan moderasi dalam 3 (tiga) pesan utama yakni (1) menyeimbangkan antara persiapan ibadah menuju kebahagaiaan akhirat dengan perolehan kenikmatan duniawi yang dilandasi pada keridhaan Allah; (2) menyeimbangkan antara kebaikan berupa nikmat yang telah diberikan Allah dengan membalas nikmat Allah dengan berbuat baik kepada sesama manusia dan (3) menyeimbangkan antara penciptaan dan pemeliharaan Allah terhadap alam semesta dengan larangan berbuat kerusakan di muka bumi.
Upaya untuk mewujudkan keseimbangan (moderasi) di atas dapat dicapai apabila setiap diri umat Islam benar-benar istiqamah mengaktualisasikan keimanan dan amal saleh dalam kehidupan sehari-hari. Cara pandang dan sikap moderat dalam beragama seperti inilah sangat penting bagi masyarakat plural dan multikultural seperti Indonesia. Hanya dengan cara itulah keragaman dapat disikapi dengan bijak serta toleransi dan kerukunan umat dapat terwujud.
Semoga Allah ta’ala senantiasa memudahkan langkah kita. Aamiin
باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِن الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، وَقُلْ رَبِّي اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خُيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ لله وَحْدَه لاَشَرِيْكَ لَهُ، اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ، وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ اْلاِنْسِ وَالْبَشَرِ، اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، اَمَّا بعْدُ. فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوْا الله تَعَالىَ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ وَمَا بَطَنَ وَحَافِظُوْا عَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ أيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا، اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلىَ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ في ِالْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ سَيِّدِنَا أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ سَائِرِ أَصْحَابِ نَبِيِّكَ أَجْمَعِيْنَ وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَتَابِعِى التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا وَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ، اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالزِّنَا وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِبَلاَدِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ الله إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمِ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُاللهِ اَكْبَرُ.