4 Mutiara pada Diri Manusia akan Hilang karena 4 Perkara
Oleh : Muh Roni (PAIF Kab. Pati)
TEKS HADITS
Sabda Rasulullah yang dijabarkan dalam kitab Nashaihul Ibad buah pena Syekh Nawawi Albantani;
اَرْبَعَةٌ جَوَاهِرٌ فِي جِسْمِ بَنِي آدَمَ يُزِيلُها اربَعَةُ اشْياءَ، امَا اجَواهِرُ العَقْلُ، والدِينُ، والحَياءُ، والعَمَلُ الصالِحُ، فالغَضَبُ يُزِيْلُ العَقْل، والحَسَدُ يُزِيْلُ ادِينَ، والطَمَعُ يُزِيْلُ الحَياءََ، والغِيْبَةُ يُزِيْلُ العَمَلَ الصالِح
“Empat macam mutiara yang ada pada diri manusia dapat hilang dengan empat perkara yang lain. Empat mutiara itu ialah: akal, agama, malu, dan amal saleh. Kemarahan dapat menghilangkan akal, hasud (dengki) dapat menghilangkan agama, tamak dapat menghilangkan malu, mengumpat (ghibah) dapat menghilangkan amal saleh”. (Ibn Hajar Asqalani, kitab Nashaihul Ibad).
Manusia merupakan makhluk yang sempurna karena ia mempunyai jasad (fisik) yang indah dan dilengkapi dengan psikis yaitu ruh atau jiwa, sehingga dengan itu manusia dikaruniai Allah sebuah keutamaan yang membedakan kualitas dirinya dengan makhluk lain. Berdasarkan hadits di atas Allah SWT juga membekali manusia dengan 4 mutiara yang perlu dijaga karena tantangannya tidaklah ringan.
Mutiara pertama yaitu akal. Dalam Al-Qur’an kata akal dengan derivasinya disebut sebanyak 49 kali dan tersebar dalam berbagai surat. Dalam Islam akal mempunyai kedudukan tinggi dan banyak dipakai bukan hanya dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan semata, tetapi juga dalam perkembangan ajaran-ajaran keagamaan Islam sendiri. Dalam Al-Qur’an banyak kita jumpai ayat-ayat yang memerintahkan kita untuk berpikir dan menggunakan akal, diantaranya yaitu dalam al-Baqarah : 44
أَتَأْمُرُونَ ٱلنَّاسَ بِٱلْبِرِّ وَتَنسَوْنَ أَنفُسَكُمْ وَأَنتُمْ تَتْلُونَ ٱلْكِتَٰبَ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al-Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?”
Namun akal akan rusak dengan marah, sebab marah dapat menghilangkan akal sehat. Sebagai contoh (tidak untuk ditiru) perceraian, keretakan persahabatan dan lainnya, bahkan pembunuhan bisa terjadi karena bara api amarah. Rasulullah mengingatkan dalam sabdanya :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْصِنِي قَالَ لَا تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَارًا قَالَ لَا تَغْضَبْ
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, bahwa seorang pria berkata kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: ‘Wahai Rasulullah, berikan saya wasiat.’ Maka Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: ‘Jangan engkau marah, jangan engkau marah.’” (HR. Bukhari)
Dalam Al-Qur’an Allah menjanjikan surga bagi yang menahan amarah :
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيينَ
“(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran: 134)
Mutiara kedua yaitu Agama. Agama dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) V adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia, serta manusia dengan lingkungannya. Salah satu fungsi agama pada manusia ialah mampu memberikan pandangan dunia kepada manusia dan berpengaruh pada kebudayaan manusia. Mampu dijadikan aturan dalam berhubungan antara manusia dengan Tuhannya, antar sesama makhluk hidup, dan hubungan lainnya dalam kehidupan. Menentukan suatu tuntunan mengenai prinsip yang salah dan yang benar.
مَنْ يُرِدِ اللهُ بِه خيراً يُفَقِّهْهُ في الِدينِ
“Barangsiapa yang diinginkan kebaikan oleh Allah, maka ia dipahamkan-Nya tentang Agama.” (HR Bukhari)”
Perkara yang akan menghilangkan mutiara agama adalah hasud. Hasud atau lebih populer dengan istilah dengki adalah sikap batin yang tidak senang kepada orang lain yang mendapat kenikmatan, sekaligus mengharapkan hilangnya kenikmatan itu pada orang lain. Penyakit ini merupakan penyakit batin yang susah mengobatinya dan dimiliki banyak orang. Bahkan hasud merupakan penyakit tertua seumur dengan sejak adanya manusia pertama, Nabi Adam As, yaitu Qabil putera Adam hasud atau dengki terhadap saudaranya Habil. Mengenai dengki ini, Allah mengingatkan dalam Firmannya :
وَلَا تَتَمَنَّوۡا مَا فَضَّلَ اللّٰهُ بِهٖ بَعۡضَكُمۡ عَلٰى بَعۡضٍ ؕ لِلرِّجَالِ نَصِيۡبٌ مِّمَّا اكۡتَسَبُوۡا ؕ وَلِلنِّسَآءِ نَصِيۡبٌ مِّمَّا اكۡتَسَبۡنَ ؕ وَسۡئَـلُوا اللّٰهَ مِنۡ فَضۡلِهٖ ؕ اِننَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُلِّ شَىۡءٍ عَلِيۡمًا
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain…( QS. An Nisa : 32 )
Rasulullah SAW bersabda tentang bahaya hasud :
إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ
“Dari Abu Hurairah bahwa Nabi SAW bersabda: “Jauhilah hasad (dengki), karena hasad dapat memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar.” (HR Abu Dawud).
Mutiara ketiga yaitu rasa malu. Rasa malu bagi seseorang merupakan daya kekuatan yang mendorong berwatak ingin selalu berbuat pantas dan menjauhi segala perilaku tidak patut .orang yang memiliki watak malu adalah orang yang cepat menyingkir dari segala bentuk keburukan bahkan kejahatan. Dengan malu seseorang mempunyai harga diri. Tanpa sifat malu seseorang akan kehilangan harga diri, sabda Rasul : “Malu itu tidak datang, kecuali dengan kebaikan”, (HR. Muslim). Rasa malu akan sirna dengan thama’ atau tamak. Tamak adalah sikap batin yang menginginkan agar kenikmatan itu didapatkan sebanyak-banyaknya meskipun dengan cara yang tidak benar. Apabila tamak mendarah daging dalam diri manusia, maka manusia tidak akan pernah merasa puas atas apa yang sudah ia miliki.
Mutiara keempat yaitu amal saleh. Amal saleh ialah perbuatan baik yang membawa kemaslahatan bagi sesama, yang dilakukan sesuai dengan petunjuk Allah dan contoh dari Rasul-Nya. Allah menjanjikan ampunan dan pahala bagi yang beramal saleh, sebagaimana Firmanya:
وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ ۙ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ عَظِيمٌ
”Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS al-Maidah [5]: 9).
Perkara yang merusak amal saleh yaitu ghibah atau mengghibah. Ghibah adalah menceritakan keburukan seseorang kepada orang lain, sedangkan jika benar terjadi maka itulah ghibah, namun jika tidak benar itu fitnah. Allah mengancam terhadap orang yang menggunjing
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ ٱلظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا۟ وَلَا يَغْتَب بَّععْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ
…Dan janganlah kamu menggunjing sebagian yang lain, senangkah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya sendiri yang telah meninggal ? tentu kamu membencinya. Takutlah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah itu Maha Penerima Taubat dan Maha Penyayang’.( QS. Al-Hujurat : 12 )
Mudah-mudahan dapat kita dapat mengambil hikmah dan bisa menjaga empat mutiara yang berharga pada diri yaitu, akal, agama, rasa malu, dan amal saleh. Amin .