BERITAKars Semarang

Perintisan KMB, Penyuluh Dilibatkan Membaca Puisi Moderasi Beragama di Vihara Tanah Putih Semarang

Berbagi yuks..

Kota Semarang (Moderanesia.com) – Dalam rangka Hari Suci Waisak 2567 BE / 2023 M, Vihara Tanah Putih yang letaknya berada di Kelurahan Jomblang ditunjuk sebagai Sekretariat Kampung Moderasi Beragama atau KMB Kecamatan Candisari mengadakan kegiatan Parade Puisi Moderasi Beragama pada Minggu (4/6/2023).

“Kegiatan yang digagas oleh Bikkhu Chattamano Mahatera dan FKUB ini mengundang seluruh elemen lintas agama dan lintas budaya guna mewujudkan moderasi beragama”, sebut Taslim Syahlan selaku Ketua FKUB Jawa Tengah.

Pada kesempatan tersebut, Mujahirin Thohir ikut memberikan sambutan dan puisinya agar semuanya diberlakukan setara agar lebih fair, misalnya saat berdoa.

“Dalam kegiatan lintas agama saat berdoa, sebaiknya jangan ada kesan sekelompok agama tertentu mendominasi dalam berdoa dan yang lainnya mengamini. Kurang fair… sebaiknya terdiam berdoa dengan keyakinan dan kepercayaan masing-masing”, pesannya.

Pada acara ini, juga penyuluh agama dilibatkan ikut bersosialisasi terkait program Kemenag yaitu kampung moderasi beragama, salah satunya adalah Syarif Hidayatullah yang bertugas di Kecamatan Candisari.

“Pada kesempatan ini, ijinkan menyampaikan bahwa Vihara Tanah Putih ini menjadi sekretariat Tim Kampung Moderasi Beragama Kecamatan Candisari dikarenakan Kelurahan Jomblang ditunjuk mewakili Kota Semarang yang akan dilaunching pada 15 Juli tahun ini”, beber Syarif.

“Mengapa Jomblang dipilih sebagai Kampung Moderasi karena selain adanya keragaman rumah ibadat, ada Masjid, Gereja dan Vihara, juga ada komunitas Ahmadiyah serta pernah mewakili Candisari sebagai Kampung Pancasila”, imbuhnya.

Setelah bersosialisasi, Syarif juga melantunkan puisi berjudul Rukun Ragam Sepadan yang terinspirasi oleh cara pandang kelompok ekstreem yang memerlukan wawasan lebih luas tentang keragaman.

Berbagai penyair silih berganti tampil, baik dari kelompok Pena Jateng, bahkan ada yang rela naik motor dari Purbalingga, maupun dari Garpultala yaitu Gerakan Perempuan Lintas Agama.

“Harapan kami, acara di Vihara ini tetap akan berlangsung setiap tahun guna membuktikan bahwa tidak hanya umat Buddha saja yang berbahagia saat Waisak, tapi umat lainnya juga turut berbahagia”, pungkas Bikkhu Chattamano. (sh/NV)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *