Refleksi

Aktualisasi Moderasi Beragama Dalam Memperingati Hari Tri Suci Waisak 2568 BE/Tahun 2024

Berbagi yuks..

Oleh: Martini, S.Ag (Penyuluh Agama Buddha Kabupaten Boyolali)

(Moderanesia.com )“Na hi verena verāni sammant’ idha kudācana
averena ca sammanti, esa dhammo sanantano.”


Kebencian tidak akan pernah berakhir apabila dibalas dengan kebencian.
Tetapi, kebencian akan berakhir bila dibalas dengan tidak membenci,
inilah satu hukum abadi.

(Dhammapada I:5)

“Yāvakīnca, ānanda,

vajjī samaggā sannipatissanti,

samagga vutthahissanti samaggā vajjīkaranīyani karissanti,

vuddhiyeva, ānanda, vajjīnam pāțikańkhā, no parihāni,”

Ananda, selama para Vajji bertemu dengan rukun,

berpisah dengan rukun, dan melaksanakan tugas dengan rukun,

maka kemakmuranlah yang diperoleh, bukan kemundurannya.

(Mahāparinibbāna Sutta, Digha Nikaya:16)

Dalam agama Buddha Ada beberapa macam hari raya yang setiap tahunnya dirayakan oleh umat Buddha. Hari Raya Trisuci Waisak merupakan salah satu perayaan terpenting dalam agama Buddha. Hari Raya Trisuci Waisak dimaknai untuk memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Buddha, yaitu: 1. Kelahiran Pangera Siddharta Gautama di Taman Lumbini pada tahun 623 SM, 2. Pencapaian Pencerahan atau Penerangan Sempurna oleh Pertapa Siddharta di Buddhaya pada tahun 588 SM, dan 3. Maha Parinibbana Sang Buddha di Kusinara pada tahun 543 SM .

Dalam memperingati Hari Trisuci Waisak, umat Buddha memiliki kesempatan untuk memahami dan mengaktualisasikan konsep moderasi beragama dalam praktek keagamaan di Indonesia.

Jalan Tengah (Majjhima Patipada) yang telah di ajarkan oleh Buddha Gautama merupakan dasar dalam Moderasi Beragma. Buddha mengajarkan agar umatnya menghindari jalan ekstrim (ekstremisme yang berlebihan) dan menemukan keseimbangan dalam segala hal. Moderasi melibatkan penghindaran terhadap kelebihan dan kekurangan, serta mengembangkan sikap tengah yang bijaksana untuk berbagai hal.

Dalam konteks perayaan Hari Trisuci Waisak, aktualisasi moderasi beragama memiliki peran yang sangat penting dalam menghormati ajaran Buddha, sehingga mampu mencapai keseimbangan spiritual. Perayaan Trisuci Waisak, merupakan momentum bagi umat Buddha untuk mengaktualisasikan prinsip moderasi beragama dalam berbagai aspek kehidupan. Hal ini terlihat pada kegiatan-kegiatan keagamaan yang melibatkan berbagai macam majelis atau organisasi keagamaan Buddha yang berbeda-beda namun memiliki satu prinsip yang sama yaitu kebersamaan dan persatuan.

Merujuk pada hal tersebut, perayaan Hari Trisuci Waisak menjadi salah satu cara untuk mengaktualisasikan kehidupan yang moderat di lingkungan intern umat Buddha. Aktualisasi moderasi beragama dapat diwujudkan dengan melakukan kegiatan bersama, seperti kerja bakti di lingkungan vihara, membersihkan makam, tabur bunga di taman makam para pahlawan, bhakti sosial,  kenduri bersama, saling berkunjung dan memberi ucapan pada Hari Raya Trisuci Waisak. Melalui aktualisasi yang dikemas dalam berbagai kegiatan tersebut, dapat mencerminkan sikap saling menghormati, toleransi, dan kerukunan di antara umat Buddha dan dalam lintas agama sebagai implementasi dari moderasi beragama.

Dalam moment perayaan Hari Trisuci Waisak, umat Buddha dapat mempraktikkan kegiatan spiritual yakni dengan melaksanakan berbagai macam kegiatan seperti: kegiatan ritual,  meditasi menjelang detik-detik waisak dan introspeksi yang mendalam, menemukan keseimbangan emosi dan pikiran, serta mengembangkan kesadaran penuh terhadap pengalaman di dalam kehidupan, mengambil bagian dalam puja (penghormatan) dan khotbah-khotbah Dhamma, memperdalam pemahaman tentang ajaran Buddha yang nantinya dapat mendukung penerapan prinsip-prinsip moderasi dalam praktek keagamaan.

Aktualisasi moderasi beragama dapat membawa keseimbangan dalam hubungan antara individu dan lingkungan, menemukan kedamaian batin, dan mengurangi penderitaan yang disebabkan oleh keserakahan atau ketamakan serta keinginan tak terkendali. Melalui pemahaman dan praktik moderasi, umat Buddha dapat mewujudkan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan sehari-hari.

Aktualisasi moderasi beragama dalam perayaan Trisuci Waisak bukan hanya sebatas tindakan seremonial semata, tetapi juga merupakan suatu kesempatan untuk mengaplikasikan nilai-nilai moderasi dalam kehidupan sehari-hari. Kehidupan di masyarakat sering dipenuhi dengan keinginan yang tak terbatas, moderasi membantu setiap individu untuk mengembangkan disiplin diri, mengendalikan hawa nafsu atau keinginan, dan menghormati keseimbangan alam.

Perayaan Hari Trisuci Waisak Tahun 2024 ini diharapkan dapat membangun hubungan yang harmonis sesama manusia dan dengan lingkungan disekitarnya. Melalui hal ini, moment Hari Trisuci Waisak akan dapat menciptakan dunia yang lebih rukun, damai, dan sejahtera.

Selamat merayakan Hari Tri Suci Waisak 2568 BE/ Tahun 2024.

Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta, Semoga semua makhluk berbahagia

Sadhu sadhu sadhu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *