Belajar Mensyukuri Nikmat Allah
Oleh : Azizah Herawati, S. Ag., M.S.I.
Apa yang anda pikirkan ketika mendengar kata syukur? Seperti halnya sabar dan ikhlas, kata syukur sangat mudah diucapkan, namun menurut sebagian orang sangat sulit untuk dilakukan. Pernyataan ini tidak sepenuhnya bisa disalahkan, sebaliknya tidak juga bisa dibenarkan karena sebagai seorang muslim segala kebaikan akan terasa mudah jika dibiasakan dan dilakukan terus menerus. Dengan kata lain, sesulit apapun semua bisa dipelajari, siap untuk berproses menjadi semakin baik. Ada beberapa cara bagi kita untuk belajar mensyukuri nikmat Allah, antara lain:
Pertama, berterimakasih kepada manusia sebagai perantara nikmat.
Salah satu cara untuk mensyukuri nikmat Allah adalah dengan berterimakasih kepada manusia yang menjadi perantara sampainya nikmat Allah kepada kita. Karena orang yang tidak berterimakasih kepada manusia berarti dia tidak bersyukur kepada Allah, Sang Maha Pemberi. Sebagaimana disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW berikut ini:
مَن لا يشكرُ النَّاسَ لا يشكرُ اللهَ
“Orang yang tidak berterima kasih kepada manusia, berarti ia tidak bersyukur kepada Allah” (HR. Tirmidzi no.1954).
Rasulullah SAW juga mengajarkan kepada kita untuk membalas kebaikan yang serupa. Jika tidak mampu membalasnya maka hendaknya kita mendoakan kebaikan baginya. Hal ini termaktub dalam hadis berikut ini:
مَنْ صَنَعَ إِلَيْكُمْ مَعْرُوفًا فَكَافِئُوهُ، فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا مَا تُكَافِئُونَهُ فَادْعُوا لَهُ حَتَّى تَرَوْا أَنَّكُمْ قَدْ كَافَأْتُمُوهُ
“Barangsiapa yang telah berbuat suatu kebaikan padamu, maka balaslah dengan yang serupa. Jika engkau tidak bisa membalasnya dengan yang serupa maka doakanlah dia hingga engkau mengira doamu tersebut sudah bisa membalas dengan serupa atas kebaikannya.” (HR. Abu Daud no. 1672).
Allah juga mengajarkan di dalam Al-Qur’an tentang cara kita membalas kebaikan orang lain. Bahkan sekedar membalas penghormatan orang lain kepada kita saja, Al-Qur’an menuntun kita untuk membalas yang lebih baik, atau minimal yang sepadan. Meskipun yang dimaksud penghormatan di sini maknanya sangat luas, bisa berupa ucapan maupun pemberian hadiah atau bingkisan. Hal ini difirmankan-Nya dalam Al-Qur’an berikut ini:
وَاِذَا حُيِّيْتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوْا بِاَحْسَنَ مِنْهَآ اَوْ رُدُّوْهَا ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ حَسِيْبًا
“Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa. Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.”(QS An-Nisa’ 86)
Dengan demikian mengucapkan terimakasih adalah akhlak mulia yang diajarkan oleh Islam. Oleh karena itu Islam mengajarkan kepada kita untuk mendoakan orang yang memberikan suatu kebaikan kepada kita dengan doa pengharapan kepada Allah agar membalasnya dengan kebaikan pula. Berkaitan dengan hal ini Nabi Muhammad SAW bersabda:
مَن صُنِعَ إليهِ معروفٌ فقالَ لفاعلِهِ : جزاكَ اللَّهُ خيرًا فقد أبلغَ في الثَّناءِ
“Barangsiapa yang diberikan satu kebaikan kepadanya lalu dia membalasnya dengan mengatakan, ‘Jazaakallahu khair’ (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan), maka sungguh hal itu telah mencukupinya dalam menyatakan rasa syukurnya” (Kitab Ilal Al Kabir Tirmidzi no. 316).
Allah seringkali menggugah hati manusia melalui Al-Qur’an bahwa banyak sekali nikmat yang dilimpahkan-Nya sejak kita datang ke dunia ini, supaya kita sadar dan bersyukur kepada Allah. Allah SWT berfirman:
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالأبْصَارَ وَالأفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur” (QS An-Nahl: 78)
Jika kita senantiasa merasa cukup atas nikmat yang ada pada diri kita akan membuat kita selalu bersyukur kepada Allah. Sebaliknya, jika kita senantiasa merasa tidak puas, merasa kekurangan, maka kita akan merasa bahwa Allah tidak pernah memberi kenikmatan kepada kita sedikitpun. Nauzubillahi min zalik. Nabi SAW bersabda:
كن وَرِعًا تكن أعبدَ الناسِ ، و كن قنِعًا تكن أشْكَرَ الناسِ
“Jadilah orang yang wara’, maka engkau akan menjadi hamba yang paling berbakti. Jadilah orang yang qana’ah, maka engkau akan menjadi hamba yang paling bersyukur” (،Kitab Al Jami’ Ashoghir Imam Suyuthi no. 6403)
Kedua, melakukan sujud syukur.
Cara lain untuk mengungkapkan rasa syukur ketika mendapat kenikmatan dari Allah yang begitu besar adalah dengan melakukan sujud syukur. Sebagaimana kita ketahui bahwa ketika sujud, kita bersimpuh, memposisikan diri pada posisi terendah, kepala dan kaki berada pda posisi yang sama, sejajar. Hal ini menunjukkan betapa tidak berartinya kita di mata Allah. Sehingga ketika nikmat itu kita raih, tak ada yang bisa kita ungkapkan kecuali rasa syukur kepada-Nya. Sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadis berikut ini:
كان رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إذا جاء الشيءُ يُسرُّ بهِ خرَّ ساجدا شُكْرا لله تعالى
Rasulullah saw. biasanya jika menjumpai sesuatu yang menggembirakan beliau bersimpuh untuk sujud. Sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah” (Kitab Al Majmu’ Syarh Al Muhadzab Imam Nawawi 4/67).
Ketiga, berzikir dan memuji Allah SWT.
Berzikir dan memuji Allah adalah bentuk rasa syukur kita kepada Allah. Ada beberapa zikir tertentu yang diajarkan oleh Rasulullah SAW khusus mengungkapkan rasa syukur kita kepada Allah. Rasulullah saw. bersabda,
من قال حين يصبح : اللهم ما أصبح بي من نعمة أو بأحد من خلقك فمنك وحدك لا شريك لك، فلك الحمد ولك الشكر. فقد أدى شكر يومه، ومن قال ذلك حين يمسي فقد أدى شكر ليلته
“Barangsiapa pada pagi hari berdzikir: Allahumma ashbaha bii min ni’matin au biahadin min khalqika faminka wahdaka laa syariikalaka falakal hamdu wa lakasy syukru.” (Ya Allah, atas nikmat yang Engkau berikan kepada ku hari ini atau yang Engkau berikan kepada salah seorang dari makhluk-Mu, maka sungguh nikmat itu hanya dari-Mu dan tidak ada sekutu bagi-Mu. Segala pujian dan ucap syukur hanya untuk-Mu). Maka ia telah memenuhi harinya dengan rasa syukur. Dan barangsiapa yang mengucapkannya pada sore hari, ia telah memenuhi malamnya dengan rasa syukur” (HR. Abu Daud no.5075).
Demikianlah beberapa cara kita untuk belajar mensyukuri nikmat. Sesuatu yang oleh sebagian orang dikatakan sulit, namun sejatinya akan terasa mudah jika kita mau membiasakannya. Dengan demikian kita tidak lagi menjadi hamba Allah yang suka mengeluh, merasa kurang dan melupakan betaba banyaknya nikmat Allah dilimpahkan kepada kita di setiap hembusan nafas kita. Semoga kita dimudahkan oleh Allah untuk menjadi hamba-Nya yang bersyukur dan diberikan kekuatan untuk senantiasa melakukan amal salih yang diridai-Nya. Amin.
رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَدْخِلْنِيْ بِرَحْمَتِكَ فِيْ عِبَادِكَ الصّٰلِحِيْنَ
“….. “Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”. (QS An-Naml 19)