Pentingnya Amar Makruf Nahi Mungkar
Urgensi Amar Ma'ruf Nahi Munkar
Oleh : Azizah Herawati, S.Ag. MSI
Kita tentu sudah tidak asing dengan istilah amar makruf nahi mungkar, karena sangat umum digunakan, terutama bagi para juru dakwah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), amar makruf nahi mungkar adalah isi perintah untuk mengerjakan yang baik dan larangan mengerjakan perbuatan yang keji. Hal ini bisa digunakan untuk hal-hal yang sifatnya menyatakan perintah dan larangan Allah subhanahu wa taala.
Allah subhanahu wa taala secara tegas menghendaki adanya segolongan orang yang bersedia melakukan tugas mulia ini, yakni menyeru kepda kebajikan, menyuruh orang lain untuk berbuat baik dan sebaliknya mengajak orang lain untuk mencegah dari perbuatan yang mungkar atau tidak baik. Sebagaiman difirmankan-Nya dalam QS. Ali Imran (3): 104:
وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung.”
Maksud dari makruf dalam ayat ini adalah segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah, sedangkan sedangkan mungkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam juga memberikan motivasi kepada kita untuk berusaha mengajak orang lain menjauhi kemaksiatan melalui sabdanya:
قَالَ رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
مَا مِنْ رَجُلٍ يَكُونُ فِي قَوْمٍ يُعْمَلُ فِيهِمْ بِالْمَعَاصِي يَقْدِرُونَ عَلَى أَنْ يُغَيِّرُوا عَلَيْهِ فَلَا يُغَيِّرُوا إِلَّا أَصَابَهُمْ اللَّهُ بِعَذَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَمُوتُوا (رواه ابو داود)
“Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda : Tidaklah seorang laki-laki berada pada sebuah kaum yg di dalamnya dilakukan suatu kemaksiatan, mereka mampu mengubah kemaksiatan tersebut (namun) lalu tidak melakukannya, maka Allah akan menimpakan siksa kepada mereka sebelum mereka meninggal.”
(HR. Abu Dawud)
Sabda Rasulullah sallallahu alaihi wasallam ini memberikan beberapa pelajaran kepada kita terkait amar makruf nahi mungkar, antara lain:
- Menegakkan amar makruf nahi mungkar merupakan salah satu bentuk penyampaian keterangan yang jelas atau hujjah tentang kebenaran dari Allah swt bagi seluruh umat manusia secara umum dan bagi para pelaku maksiat secara khusus. Sehingga ketika turun musibah dan bencana mereka tidak bisa berdalih dengan tidak adanya orang yang memberikan peringatan dan nasehat kepada mereka. Mereka juga tidak bisa beralasan dengan hal yang sama di hadapan Allah swt kelak.
Allah swt berfirman dalam QS. An-Nisa’(4):165:
رُسُلًا مُّبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ لِئَلَّا يَكُوْنَ لِلنَّاسِ عَلَى اللّٰهِ حُجَّةٌ ۢ بَعْدَ لرُّسُلِ ۗوَكَانَ اللّٰهُ عَزِيْزًا حَكِيْمًا
“Rasul-rasul itu adalah sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, agar tidak ada alasan bagi manusia untuk membantah Allah setelah rasu-rasul itu diutus. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
- Ketika kita melakukan amar makruf nahi mungkar, maka akan terlepas dari tanggungan kewajiban untuk melaksanakannya. Allah swt berfirman dalam QS. Adz-Dzariyat (51): 54:
فَتَوَلَّ عَنْهُمْ فَمَآ اَنْتَ بِمَلُوْمٍ
“Maka berpalinglah engkau dari mereka, dan engkau sekali-kali tidaklah tercela.”
- Membantu saudara seiman untuk melaksanakan kebajikan merupakan perwujudan dari perintah Allah untuk saling tolong menolong dalam kebajikan dan takwa serta larangan tolong menolong dalam dosa dan permusuhan. Sebagaiman firman Allah swt yang sangat popular dalam QS. Al-Maidah (5):2:
وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖ
“Dan tolong- menolonglah kalian dalam melaksanakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong- menolong dalam dosa dan permusuhan.”
Seorang muslim sejati adalah orang yang menyukai adanya kebaikan pada saudaranya seiman. Seperti halnya dia juga menyukai adanya kebaikan pada dirinya. Oleh karena itu, dia bersungguh-sungguh untuk mengajak saudaranya yang seiman untuk menggapai pahala dan menjauhi dosa bersama.
- Amar makruf nahi mungkar adalah salah satu sebab untuk mendapatkan pimpinan yang baik di muka bumi. Allah yang telah menciptakan bumi, maka Dia pula lah yang berhak menjadikan pemimpin yang tepat di muka bumi ini. Allah swt berfirman dalam QS. Al-Hajj (22): 40-41:
وَلَيَنْصُرَنَّ اللّٰهُ مَنْ يَّنْصُرُهُ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَقَوِيٌّ عَزِيْزٌ, اَلَّذِيْنَ اِنْ مَّكَّنّٰهُمْ فِى الْاَرْضِ اَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتَوُا الزَّكٰوةَ وَاَمَرُوْا بِالْمَعْرُوْفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِۗ وَلِلّٰهِ عَاقِبَةُ الْاُمُوْرِ
“Allah pasti akan menolong orang-orang yang menolong (agama)-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (yaitu) orang-orang yang jika Kami beri kedudukan di muka bumi, mereka menegakkan shalat, menunaikan zakat, memerintahkan kepada kebajikan dan mencegah dari yang mungkar, dan kepada Allah lah kembali segala urusan.”
Dengan demikian, hendaknya setiap diri berusaha untuk tidak henti melakukan sekaligus mengajak orang lain untuk senantiasa melakukan kebajikan. Demikian pula sebaliknya, ada perintah untuk menghindari sekaligus mengajarkan kepada orang lain untuk menjauhi segala macam bentuk kemaksiatan. Karena sejarah membuktikan bahwa musibah yang terjadi di bumi ini tidak hanya menimpa mereka yang berbuat maksiat saja, namun menyeluruh. Sehingga secara bersama-sama saling mengingatkan dalam kebajikan adalah sebuah keniscayaan. Hal ini erat hubungannya dengan firman Allah swt dalam QS. Al-Anfal (8): 25:
وَاتَّقُوْا فِتْنَةً لَّا تُصِيْبَنَّ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا مِنْكُمْ خَاۤصَّةً ۚوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ
“Dan peliharalah dirimu dari siksaan yg tidak hanya menimpa orang- orang yg dhalim saja di antara kamu. Ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksa-Nya.”
Semoga dengan kesadaran untuk ber-amar makruf nahi mungkar ini, kita dimasukkan oleh Allah swt dalam golongan umat terbaik. Umat yang senatiasa mengajak kepada kebaikan, mencegah dari kemungkaran serta beriman kepada Allah. Sebagaimana Allah swt memberikan label terhadap umat yang demikian dalam firman-Nya QS. Ali Imran (3):110:
كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ ۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah……”
Wallahu a’lam bissawwab.