Rawat Bumi, Tebar Moderasi (Refleksi Harlah Ke-1 IPARI)
Oleh: Azizah Herawati
( Moderanesia.com ) – Mungkin masih banyak yang asing dengan akronim IPARI. Ya, namanya juga baru satu tahun. Tentu belum banyak yang mengenalnya. Akan tetapi jika yang disebut adalah penyuluh bisa jadi sudah banyak yang tahu. Meskipun di kalangan masyarakat masih banyak yang lebih mengenal penyuluh KB atau penyuluh pertanian. Padahal keberadaan penyuluh agama bukan baru kemarin.
Awalnya memang masih berupa Kelompok Kerja (Pokja). Seiring berjalannya waktu, dirasa penting untuk memperkuat barisan dengan membentuk semacam organisasi profesi. Seperti halnya saudara mereka seatap yang sudah membentuk Asosiasi Penghulu Republik Indonesia (APRI), IPARI didirikan dengan maksud memperkuat barisan dan juga peran dalam berkiprah di masyarakat hingga tingkat nasional.
Tahun ini IPARI genap berusia satu tahun. Sebagai garda terdepan dari Kementerian Agama yang bertugas memberikan pendidikan keagamaan dan pembangunan pada masyarakat dalam bahasa agama tentu punya peran yang strategis. Terutama terkait pemberdayaan masyarakat dan penguatan moderasi beragama. Karena IPARI tak hanya beranggotakan penyuluh agama Islam saja. Bahkan cakupannya sangat luas, dari PNS, P3K hingga Non PNS.
Pada peringatan hari lahir yang pertama ini, dengan tema “Rawat Bumi, Tebar Moderasi” IPARI berkomitmen untuk mengajak seluruh masyarakat untuk merawat bumi. Gerakan peduli lingkungan yang selama ini sudah berjalan baik yang diprakarsai oleh para penyuluh maupun pihak lain kembali di-refresh. Tujuannya agar masyarakat peduli untuk melestarikan lingkungan melalui budaya yang positif. Ajakan menanam pohon, mengurangi sampah plastik dengan penggunaan tumbler adalah sebagian dari gerakan yang dilakukan.
Gerakan ini juga merupakan pengalaman dari firman Allah SWT. dalam QS. Al-A’raf (07) ayat 56:
“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baikā¦..”
Ayat ini menggugah masyarakat untuk tidak melakukan hal-hal yang bisa menyebabkan kerusakan di bumi, setelah sebelumnya Allah SWT. menciptakan dan memeliharanya dengan baik.
Sementara itu terkait moderasi beragama, penyuluh sudah terbiasa berada pada posisi moderat. Perannya untuk menjadi penengah, pengayom dan pemberi solusi terhadap berbagai permasalahan di masyarakat sudah tidak diragukan lagi. Momentum ini menjadi tonggak pembuktian bahwa penyuluh agama adalah obor yang siap memandu dan menerangi seluruh jiwa untuk meraih rida-Nya.
Selamat Hari Lahir IPARI Ke-1
Rawat Bumi, Tebar Moderasi