Santri Saklawase
Oleh: Azizah Herawati
Bulan Oktober menjadi momen istimewa bagi seluruh rakyat Indonesia. Selain peringatan Hari Ulang Tahun TNI pada tanggal 5 Oktober, Hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober, kini juga ada Peringatan Hari Santri Nasional. Pada awalnya memang masih seolah terbatas, namun pada akhirnya Hari Santri semakin membumi.
Selama ini istilah santri identik dengan mereka yang nyantri, yakni mereka yang mengenyam pendidikan di pondok pesantren. Sehingga maknanya sangat sempit. Mereka yang bukan santri atau tidak pernah nyantri tidak merasa perlu untuk turut memperingatinya. Namun bagi mereka yang pernah mondok, meskipun bisa jadi hanya sebentar, sangat bangga bahwa dia pernah jadi santri. Mereka pun menjadikan momen hari santri sebagai ajang bernostalgia mengenang masa-masa jadi santri yang tak terlupakan.
Seiring berjalannya waktu, hari santri sudah menjadi hal yang lumrah. Semua bergembira menyambutnya. Sesuatu yang awalnya identik dengan milik kelompok tertentu, kini menjadi milik semua. Berbagai event digelar dan pada puncak upacara peringatan hari santri, nuansa pesantren begitu kental. Setidaknya dari segi kostum yang dipakai.
Tentu kita berharap peringatan hari santri tidak sebatas euforia semata. Tak hanya identik dengan sarung dan baju kurung. Akan tetapi ada pelajaran berharga di sana. Semangat perjuangan para pendahulu dan kesungguhan mereka dalam menuntut ilmu, terutama ilmu agama itulah yang seharusnya kita jadikan teladan.
Siapa yang tidak prihatin melihat generasi saat ini yang sudah sangat krisis keteladanan. Motivasi untuk mengarahkan mereka ke arah yang lebih baik menjadi sebuah keniscayaan. Kita patut bersyukur jika saat ini para orangtua mulai bersemangat untuk memasukkan putra putrinya ke pesantren. Salah satu bentuk ikhtiar agar ke depan mereka akan menjadi generasi tangguh dan berkualitas yang mengedepankan akhlakul karimah.
Barangsiapa meniti jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju Surga.” (HR. Muslim)
Sabda Rasulullah saw. ini juga menjadi motivasi bagi siapa saja untuk tidak berhenti belajar. Tidak sebatas di bangku sekolah, namun segala lini kehidupan ini adalah madrasah. Perjuangan belum selesai, masa depan masih panjang terbentang. Senada dengan tema hari santri tahun ini “Menyambung Juang, Merengkuh Masa Depan”.
Dengan demikian, yang disebut santri bukan hanya mereka yang jadi santri maupun pernah nyantri. Namun, sejatinya kita semua adalah santri. Kapanpun di manapun. Tak henti belajar, tak lelah berbenah serta tetap hormat dan patuh pada ulama. Dulu santri, sekarang tetap santri. Selamanya santri. Santri saklawase.
Selamat Hari Santri Nasional tahun 2024. Menyambung Juang, Merengkuh Masa Depan.