Ibuku Inspirasiku (Refleksi Hari Ibu)
Oleh : Azizah Herawati (Ketua Departemen Literasi POKJALUH Jateng)
Aku percaya, tak ada satu pun orang yang mampu meninggalkan ibu. Meskipun tak harus bersama, tapi cinta itu pasti selalu menyala. Karena ibu adalah nyawa, penuntun yang membawa kita ke dunia. Dialah cahaya yang tak pernah redup, tak kenal lelah meski harus berpayah-payah. Tak mengeluh meski bermandikan peluh.
Bisa jadi di mata orang lain, ibuku bukan siapa-siapa. Karena yang tampak adalah sosok perempuan yang tak luput dari keriput. Cara berjalannya pun sudah mulai membungkuk. Bahkan untuk sekedar bangkit dari duduk, dibutuhkan perjuangan yang tak mudah. Namun, ibuku bukan perempuan yang mudah menyerah. Semangatnya yang luar biasa membuat kami yang lebih muda malu dibuatnya.
Ibuku bukan perempuan berpendidikan tinggi. Nasiblah yang memaksanya harus mengurungkan mimpi-mimpinya. Akan tetapi bagiku, ibu layak mendapatkan predikat cumlaude. Ibu sudah membayar lunas. Semua anaknya minimal harus sarjana. Bisa dibayangkan bagaimana perjuangannya bersama bapak sebagai ‘wong ndesa’ yang hanya mengandalkan gaji bapak yang tak seberapa serta hasil pertanian yang tak menentu.
Kini, aku memang tak tinggal bersamanya. Namun, hati ini selalu tertaut padanya. Karena aku percaya bahwa segala capaian yang kuraih adalah berkat doa dan restunya. Untaian doa yang tak henti dihunjukkannya mampu mengguncang arsy-Nya. Ibu adalah Inspirasiku. Masih melekat di benakku, bagaimana ibu membanting tulang untuk kami. Tak ada kata gengsi dalam kamus ibuku. Hari-harinya dipenuhi dengan semangat untuk berkhidmat. Bapak dan anak-anak adalah segalanya baginya.
Sejatinya setiap hari adalah hari ibu. Karena ibu lah pelabuhan cinta yang nyata. Tempat bersandar dan berteduh. Saatnya, kita bermuhasabah, apa yang sudah kita perbuat untuk ibu kita. Masihkah kita membuatnya berduka?
Selamat Hari Ibu
Magelang, 22 Desember 2023