ARTIKELRefleksi

Syukuri dan Tetap Hati – Hati
(Refleksi Hari Ulang Tahun ke-77 Republik Indonesia)

Berbagi yuks..
Syukuri dan Tetap Hati - Hati (Refleksi Hari Ulang Tahun ke-77 Republik Indonesia)

Oleh : Azizah Herawati, S.Ag., M.S.I.

Moderanesia.com – Tahun ini adalah sejarah baru bagi bangsa Indonesia. Setelah selama dua tahun tidak ada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia yang diselenggarakan secara tatap muka di ruang terbuka, kini pesta itu kembali digelar. Kemeriahan mulai tampak di mana-mana. Dari sudut kampung sampai ke penjuru kota. Semua berpesta, menggelar aneka lomba, dari anak-anak hingga dewasa. Kerinduan yang membuncah seolah terbayar sudah. Suasana kembali meriah.

Tak ada ungkapan yang lebih pantas kita hunjukkan selain rasa syukur kepada Allah, Sang Maha Cinta. Dialah yang kuasa membolak-balikkan semuanya. Termasuk suasana bangsa dan negara Indonesia. Setelah sekian lama dirundung duka. Tak terhitung berapa nyawa melayang akibat pandemi virus Covid 19. Tentu semua tak bisa lupa, bagaimana mencekamnya suasana kala itu. Sakit sedikit saja, jadi paranoid. Kekhawatiran dan kecemasan akan tertularnya virus mematikan tersebut tak bisa dihindarkan. Bahkan saat hampir semua orang dinyatakan ‘positif’ terpapar, ada selorohan yang mengatakan “Semua akan covid pada waktunya.”

Kini, seolah semua sudah baik-baik saja. Tak ada lagi aturan yang ketat seperti kala itu. Seolah sudah ‘move-on’ dari segala bentuk kekhawatiran terhadap virus Covid 19. Seakan pandemi sudah benar-benar berlalu. Sikap yang demikian tak bisa sepenuhnya disalahkan, begitu pun sebaliknya, tidak juga bisa dibenarkan. Pesta boleh digelar. Aneka perhelatan dengan berbagai pertunjukan tak lagi dilarang. Namun, jangan terlena. Badai belum sepenuhnya berlalu. Pandemi itu masih ada. Semestinya semua tetap harus berhati-hati. Jangan sampai pesta berubah duka akibat ketidak waspadaan kita semua.

Syukuri dan tetap hati-hati. Sebuah pesan singkat sebagai pengingat kita semua. Seolah ini bentuk kecerewetan seorang ibu ketika berkali-kali mengingatkan anaknya. Orang Jawa mengatakan ‘juweh’. Lebay di mata anak muda dan seolah sudah bukan saatnya lagi, tak perlu lagi. Namun sejatinya ini adalah bentuk kepedulian agar kita tidak terlena dan lupa. Bukankah tema HUT ke 77 Republik Indonesia kali ini adalah pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat? Jangan sampai ini hanya sekedar slogan. 

Saat kita lupa bersyukur dan tidak berhati-hati, bukan tidak mungkin negeri ini tidak segera pulih dan belum kuat untuk bangkit. “Lain syakartum laazidannakum, walain syakartum Inna ‘azabii lasyadiid“, “Sungguh, jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu kufur (tidak bersyukur) sesungguhnya azab-Ku amat pedih,”.

Dirgahayu Republik Indonesia ke-77! 

Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat!


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *